Surabaya (ANTARA News) - Sekitar 90 persen kerusakan jalan di Jalur Pantura Jawa Timur (Jatim) telah diperbaiki, sehingga arus mudik maupun balik pada libur Lebaran (Idul Fitri) tahun ini di jalur itu diperkirakan akan lebih lancar. Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, Ir Yusid Toyib M Eng Sc di Surabaya, Kamis, mengemukakan, akhir September kebanyakan pelaksanaan kontrak pembangunan dan pemeliharaan jalan dengan kontraktor mulai habis masa kerjanya. Bagi sebagian proyek yang pengerjaanya baru selesai setelah Lebaran, petugas akan menepikan peralatan berat saat H-7 sampai H+7, agar tidak mengganggu perjalanan pemudik. Petugas sekarang berupaya cepat untuk segera menambalnya satu lapis dengan sistem kerja kebut, dan sisanya baru dilanjutkan setelah Lebaran. "Prinsipnya, jalan tersebut masih layak dilintasi," katanya menjelaskan. Untuk jembatan yang seharusnya dilakukan perbaikan namun belum terlaksana, petugas saat ini berupaya memperbaiki kerangkanya. "Kami menjamin, tidak akan ada pemugaran jembatan hingga Lebaran selesai, karena hal itu hanya akan menyebabkan kemacetan. Dan kondisi jembatan di sepanjang jalur pantura juga masih relatif kuat," katanya menambahkan. Ia mencontohkan, Jembatan Poncong di batas Lamongan-Tuban. Jembatan itu kini masih dilakukan perbaikan lantainya, sedangkan perbaikan kerangkanya baru dilakukan pascalebaran. Dengan pola kerja itu, tidak akan mengurangi kekuatan dan konstruksi jembatan selama dilintasi pemudik. Beberapa ruas jalur pantura yang dilakukan peningkatan dan pembangunan, diantaranya, ruas Gresik-Sadang-Tuban (1,70 km), Pucuk-Turi (1,50 km), Gempol-Pasuruan (1,70 km), Bojonegoro-Pandangan-Ngawi (2 km), Mantingan-Ngawi (1,70 km), Jembatan Gondanglegi di Pasuruan dan Jembatan Banyeman. Pembangunan proyek itu nilai kontraknya sekitar Rp28,6 miliar dari alokasi DIPA 2007 sebesar Rp67,9 miliar. Sedangkan ruas pantura yang dilakukan pemeliharaan rutin dengan dilakukan penambahan ketebalan aspal, diantaranya ruas Tuban-Bulu-Sadang-Lohgung, Pakah-Babat-Lamongan, Mlandingan-batas Situbondo, Probolinggo-Mlandingan, Situbondo-Bajulmati, dan Bajulmati-Ketapang. Meski jalur pantura dipastikan lebih lancar, namun pemudik diharap berhati-hati saat melintasi beberapa ruas yang diaggap masih rawan macet, banjir saat musim penghujan, dan longsor akibat di pinggir tebing. Ruas yang rawan macet meliputi, Krian-Sidoarjo, Mojokerto-Trowulan, Lamongan kota, Situbondo-Asembagus. Ruas yang rawan kecelakaan meliputi, Gresik-Lamongan, Lamongan-Tuban, Ngawi-Mantingan, Nganjuk-Caruban. Ruas yang rawan banjir meliputi, Porong (karena lumpur Lapindo), Babat-Bojonegoro, Bojonegoro-Padangan, Tongas-Probolinggo, Probolinggo-Kraksan, Mlandingan-Situbondo. Sedangan ruas yang rawan longsor meliputi, Bojonegoro, Pacitan, Jember, dan Banyuwangi. Pemudik juga diharapkan berhati-hati dengan dengan beberapa ruas yang biasanya menjadi areal pasar tumpah. Khusus di lokasi pasar tumpah, saat ini upaya yang dilakukan adalah memasang rambu-rambu pemisah jalan yang pembuatannya masih secara manual yakni dari kayu dan semen. Rambu-rambu tersebut sifatnya hanya sementara, ini terkait datangnya lebaran. Antisipasi yang dilakukan Pemprop Jatim melalui Dinas PU Bina Marga, pada ruas nasional dan jalur pantura saat terjadi bencana alam baik pohon tumbang, longsor, dan banjir. Upaya yang dilakukan adalah dengan cepat menerjunkan alat berat yang ada di 14 posko yang telah dibentuk bersama.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007