Samarinda (ANTARA News) - Beras dan rokok kretek filter menjadi penyumbang kemiskinan terbesar warga Provinsi Kalimantan Timur dari total jumlah penduduk miskin sebanyak 222.390 jiwa atau sebesar 6,06 persen, baik di perkotaan maupun di perdesaan.
"Kemiskinan sebanyak 222.390 orang itu diakibatkan oleh peranan dua hal, yakni belum mampu mencukupi kebutuhan makanan dan kebutuhan nonmakanan," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, Atqo Mardiyanto di Samarinda, Selasa.
Adapun peran pertama yang mempengaruhi tingkat kemiskinan di Kaltim adalah komoditas beras, yakni menyumbang 15,80 persen bagi penduduk di perkotaan dan sebesar 17,87 persen bagi penduduk yang tinggal di perdesaan.
Pengaruh kedua adalah rokok kretek filter, yakni sebesar 9,07 persen di daerah perkotaan dan sebesar 17,54 persen bagi penduduk di perdesaan.
Peranan ketiga adalah daging sapi dengan andil 5,48 persen bagi penduduk di perkotaan, kemudian komoditas daging ayam ras sebesar 4,21 persen bagi penduduk di perdesaan.
Disusul urutan ketiga adalah telur ayam ras dengan andil 4,81 persen bagi penduduk di perkotaan, kemudian sebesar 3,71 persen bagi penduduk di perdesaan.
Komoditas penyumbang tingkat kemiskinan urutan kelima adalah daging ayam ras untuk warga di perkotaan dengan andil 2,81 persen, kemudian ikan tongkol/tuna dengan andil 3,23 persen bagi warga di perdesaan.
Menurutnya, terdapat 15 komoditas makanan yang memberikan andil garis kemiskinan di Kaltim. Dari 15 itu, empat diantaranya memiliki kesamaan pola, sedangkan jenis makanan lainnya perannya berbeda antara perkotaan dan perdesaan, seperti mie instan, gula pasir, susu, tahu, tempe, dan lainnya.
Komoditas nonmakanan peyumbang garis kemiskinan di Kaltim juga ada 15 jenis, antara lain sabun cuci, pajak kendaraan bermotor, pakaian jadi laki-laki/perempuan dewasa, pakaian jadi anak-anak, perawatan, barang kecantikan, dan perlengkapan mandi.
Dari 15 komoditas itu, terdapat lima komoditi terbesar penyumbang garis kemiskinan nonmakanan di kota dan di desa, empat diantaranya terdapat persamaan, yaitu perumahan, bensin, listrik, dan pendidikan.
"Untuk di perkotaan, perumahan memberikan andil 10,90 persen, bensin 4,36 persen, listrik 3,96 persen, dan pendidikan 2 persen. Sedangkan di perdesaan adalah perumahan menyumbang 12,11 persen, bensin 3,12 persen, listrik 2,83 persen, dan pendidikan berandil 1,07 persen," kata Atqo.*
Baca juga: BPS catat penduduk miskin terus turun jadi 9,66 persen
Baca juga: BPS: Persentase jumlah penduduk miskin kawasan timur tinggi
Pewarta: M.Ghofar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019