"Ada satu paket kerja sama JICA dengan Bappenas sebagai perwakilan Indonesia itu soal pembangunan infrastruktur, riset untuk persiapan rencana induk kemudian juga peningkatan kapasitas," kata Direktur Daerah Tertinggal Transmigrasi dan Perdesaan Bappenas Sumedi Andono Mulyo kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan hal itu usai Seminar Hasil Kajian Penanganan Pascabencana di Palu, Sigi, dan Donggala: Pemulihan untuk Tempat Tinggal dan Sumber Penghidupan di Kantor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Pada peningkatan kapasitas aparat pemerintahan daerah terkait manajemen kebencanaan, sebanyak 24 aparat pemerintah daerah dari indonesia akan belajar ke Jepang. Pelatihan tersebut merupakan bantuan Jepang untuk Indonesia.
Peserta pelatihan tersebut terdiri dari dua angkatan, yang masing-masing berjumlah 12 orang dan akan berangkat belajar ke Jepang secara bergantian pada Juni dan Oktober 2019.
Peserta tersebut dapat berasal dari Sulawesi Tengah, Lombok dan juga mungkin dari daerah lain yang terkena bencana agar mereka belajar tentang manajemen kebencanaan di Jepang.
Sumedi menuturkan tiap angkatan akan belajar ke Jepang selama sekitar 10 hari. Mereka juga belajar tentang simulasi penanganan bencana.
"Simulasi tidak hanya pada evakuasi bencana, tapi manajemen bencana juga," ujarnya.
Dia berharap melalui pelatihan itu, para aparat pemerintahan daerah yang berangkat akan belajar dalam upaya membenahi manajemen kebencanaan di wilayah Tanah Air untuk menjadi lebih baik.
"Mereka nanti belajar tidak hanya infrastruktur tapi soal data informasi, soal deteksi dini, pemberdayaan masyarakat, proses evakuasi dan sebagainya," tuturnya.
Baca juga: Pemda diminta BNPB perkuat mitigasi bencana
Baca juga: Presiden ingin edukasi mitigasi bencana ditingkatkan pada 2019
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019