Jakarta (ANTARA News) - Kurs Rupiah Kamis pagi menguat tipis karena eforia atas penurunan suku bunga The Fed semakin berkurang, sedangkan faktor insentif dari internal belum muncul. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik tipis tujuh poin menjadi Rp9.135/9.145 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.142/9.152 per dolar AS. Pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, mengatakan kenaikan rupiah yang tipis itu menunjukkan eforia dari penurunan suku bunga The Fed hampir hilang, karena itu pergerakan rupiah agak menyempit. Namun rupiah masih mendapat dukungan pasar dengan masuknya investor yang telah menempatkan dananya di pasar uang dan pasar saham, katanya. Menurut dia, saat ini merupakan masa konsolidasi bagi rupiah setelah sebelumnya terpuruk hingga di atas level Rp9.400 per dolar AS akibat kasus gagal bayar kredit sektor perumahan di AS (Subprime Mortgage). Karena itu, rupiah agak berat untuk bisa mendekati level Rp9.100 per dolar AS, karena sebagian pelaku pasar agak hati-hati bermain di pasar, katanya. Namun, lanjut dia, rupiah akan bisa mencapai level Rp9.000 per dolar AS pada bulan depan asalkan laju inflasi 2007 pada bulan Nopember menurun. "Karena pada bulan itu, aktivitas belanja masyarakat biasanya agak berkurang, setelah menyambut lebaran," ucapnya. Rupiah, menurut dia, diperkirakan masih berada dalam kisaran antara Rp9.130 sampai Rp9.150 per dolar AS, dan pada suatu waktu nanti akan berada pada titik penguatan di level Rp9.100 per dolar AS. Apalagi dolar AS di pasar regional masih tertekan, bahkan terhadap euro sudah mencapai rekor baru yang memicu bank sentral AS (The Fed) kembali menurunkan suku bunganya, katanya. Ia mengatakan, The Fed menurunkan suku bunganya untuk menekan kasus perumahan yang terus menghambat pertumbuhan ekonominya dan menjaga laju inflasi yang terus meningkat. Apalagi kasusnya diperkirakan akan terus terjadi hingga dua tahun kedepan, katanya. Sementara itu, dolar AS stabil terhadap euro pada tingkat yang rendah mencapai 1,4163, terhadap yen turun jadi 115,45 yen dari 115,55 yen, Euro terhadap yen jadi 163,11 yen. Stabilnya dolar AS terhadap euro, karena konsolidasi investor setelah mata uang asing itu terpuruk pada hari sebelumnya, katanya. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007