Prospek ekonomi Indonesia cukup positif yang mendorong instrumen investasi menjadi menarik

Jakarta (ANTARA News) - Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi ini menguat sebesar 50 poin menjadi Rp14.095 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.145 per dolar AS.

Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa outlook sikap the Fed yang masih melunak dalam kebijakan suku bunga acuannya kembali mendorong rupiah terapresiasi terhadap dolar AS.

"Outlook dolar AS masih dalam tekanan setelah The Fed dinilai lebih melunak terhadap kenaikan suku bunganya pada 2019 ini," katanya.

Ia menambahkan sentimen "government shutdown" di Amerika Serikat juga turut mempengaruhi pergerakan dolar AS, pelaku pasar kembali melirik aset mata uang berisiko, seperti rupiah.

"Prospek ekonomi Indonesia cukup positif, sentimen itu mendorong instrumen investasi menjadi menarik sehingga dampaknya pada apresiasi mata uang domestik," katanya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan optimisme pasar terhadap perundingan perdagangan dagang antara Amerika Serikat dengan China juga masih menjadi sentimen positif bagi mata uang di kawasan Asia.

"Diharapkan tercapai kesepakatan perdagangan sehingga menopang perekonomian global, termasuk Indonesia," katanya.

Baca juga: Rupiah pagi menguat jadi Rp14.095
Baca juga: Terpengaruh data ekonomi China, rupiah melemah ke Rp14.124

Baca juga: Dolar AS melemah jelang pemungutan suara Brexit di parlemen Inggris

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019