Indonesia memiliki industri yang diperlukan untuk komponen daya listrik motor listrik seperti baterai dan barang tambang seperti nikel, kobalt dan mangaan
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyiapkan tahapan pengembangan industri kendaraan bermotor listrik melalui peraturan presiden.
"Karena kita memiliki sebuah peluang untuk menjadi pemain kendaraan motor listrik," kata Presiden Joko Widodo kepada media di Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin sore.
Menurut Presiden, Indonesia memiliki industri yang diperlukan untuk komponen daya listrik motor listrik seperti baterai dan barang tambang seperti nikel, kobalt dan mangaan.
Presiden mengarahkan Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam produk kendaraan motor listrik.
Mantan gubernur DKI Jakarta itu mengatakan pemerintah terus mematangkan regulasi kendaraan bermotor listrik melalui keputusan presiden.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan dalam rapat tersebut telah dibahas mengenai pemberian insentif perpajakan kendaraan bermotor listrik.
"Jadi pada dasarnya beberapa kategori dari mobil listrik akan diberikan suatu insentif dalam bentuk perbedaan pajak PPnBM-nya dan juga berbagai insentif lainnya karena kita juga perlu untuk mendukung industri pendukungnya seperti industri baterainya, industri untuk charge baterainya dan juga industri pembuat komponen," jelas Sri Mulyani.
Pemerintah juga akan berkonsultasi dengan DPR RI mengenai regulasi tersebut.
Menteri mengatakan PPnBM kendaraan bermotor listrik direncanakan lebih rendah sekitar 50 persen dibanding kendaraan berbahan bakar minyak.
Dalam rapat terbatas bertopik percepatan program kendaraan bermotor listrik, Presiden Jokowi mengatakan kendaraan bermotor listrik ramah lingkungan dan dapat mengurangi ketergantungan kepada energi fosil.
Dengan penggunaan kendaraan bermotor listrik diharapkan dapat mengurangi pemakaian Bahan Bakar Minyak sehingga dapat mengurangi ketergantungan kepada impor BBM dan mampun menghemat sekitar Rp798 triliun.
Baca juga: "Mimpi" Luhut, Indonesia ekspor mobil listrik ke Australia dan Afrika
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019