Desain tetap fleksibel tetapi tetap harus kuat terhadap gempa
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengarahkan desain bangunan rumah tahan gempa bumi di Lombok Nusa Tenggara Barat agar fleksibel dengan tetap mengikuti standar tahan gempa.
"Arahan Pak Presiden membuka ruang fleksibilitas terhadap desain agar teman-teman daerah tidak terlalu kaku dan berat dalam membangun perumahan. Intinya tetap tahan gempa," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang usai rapat terbatas terkait peningkatan kesiagaan menghadapi bencana di Kantor Presiden, Jakarta pada Senin.
Menurut Agus, pemerintah juga mengarahkan kepada masyarakat agar membangun rumah di lahan yang tidak rentan bencana.
Pemerintah terus bernegosiasi dengan masyarakat yang enggan berpindah dari area yang dinilai rawan bencana.
Agus menjelaskan upaya relokasi dilakukan untuk memberikan keselamatan kepada masyarakat dari area rawan bencana.
Selain itu, Kementerian Sosial bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan akan menyusun program mitigasi bencana.
Program mitigasi akan melibatkan unsur masyarakat serta pemerintah daerah.
Kementerian akan menentukan wilayah dan kampung yang akan disentuh program mitigasi bencana itu.
"Kampung-kampung yang dianggap rentan terhadap bencana baik gempa bumi, tsunami, banjir, longsor," jelas Agus yang menambahkan Presiden meminta program itu ditingkatkan dan diperluas.
Sejumlah wilayah yang memerlukan perhatian khusus dan akan disasar program tersebut antara lain wilayah di pantai selatan Pulau Jawa, Selat Sunda, Lampung, serta pantai barat Sumatera seperti Sumatera Barat, dan Bengkulu.
Presiden dalam rapat juga meminta Kementerian Sosial, BNPB, dan Kemendikbud menyelenggarakan pendidikan kebencanaan dengan menyiapkan silabus pengajaran di sekolah.
Hal itu ditujukan agar masyarakat semakin memahami antisipasi bencana dan tanggap darurat dampak bencana.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019