Jakarta (ANTARA News) - Gerakan Antikorupsi (GAK) Lintas Perguruan Tinggi meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk tetap bekerja keras memberantas korupsi pasca peristiwa teror yang menimpa dua pimpinan lembaga antirasuah itu.

Adapun perwakilan GAK Lintas Perguruan Tinggi yang terdiri dari BEM Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Kristen Indonesia (UKI) diterima oleh pimpinan KPK masing-masing Agus Rahardjo, Laode M Syarif, dan Alexander Marwata di gedung KPK, Jakarta, Senin.

"Kami menerima poin pertama dukungan tentu saja sekaligus empati yang disampaikan namun ada pesan kuat yang tadi kami terima bahwa KPK juga tetap harus bekerja keras untuk berantas korupsi meskipun ada sesuatu yang terjadi pada 9 Januari kemarin," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di gedung KPK, Jakarta, Senin.

Perwakilan GAK Lintas Perguruan Tinggi Saor Siagian menyatakan bahwa kedatangan pihaknya memberikan penguatan kepada pimpinan KPK yang baru mendapatkan teror.

"Kalau kami dengar sebenarnya ini sangat serius ancamannya karena peristiwa yang dihadapi sahabat kami Novel Baswedan belum selesai kemudian sudah terjadi teror lagi, yang sangat serius sudah menyasar pada Ketua KPK," ucap Saor.

Pihaknya pun mengapresiasi pimpinan KPK yang tidak gentar atas teror tersebut bahkan sebagai momentum untuk meningkatkan kinerjanya.

"Bagi kami ini sesuatu yang sangat serius, kami berharap kepada polisi agar betul-betul menuntaskan menangkap segera pelakunya dan jangan lagi teror seperti ini terjadi lagi," tuturnya

Sementara itu dalam kesempatan sama, perwakilan BEM UI Manik Marganamahendra mengecam tindakan teror terhadap dua pimpinan KPK tersebut.

"Kami dari perwakilan BEM UI kami melihat ini bukan satu dua kali saja, kami melihat ada kasus lain yang juga belum tuntas diselesaikan. Oleh karenanya, kami hadir untuk bisa pertama mengecam segala bentuk tindakan teror yang bermaksud melemahkan pemberantasan korupsi itu sendiri," kata dia.

Selain itu, lanjut dia, BEM UI mendorong KPK tetap independen dan tetap profesional dalam memberantas kasus korupsi di Indonesia.

"Kami juga berharap KPK dapat melakukan evaluasi keamanan secara internal dalam mengamankan seluruh penegak hukum di dalam KPK itu sendiri," ucap Manik.

Sebelumnya pada Rabu (9/1), rumah Ketua KPK Agus Rahardjo menjadi sasaran teror bom oleh orang tak dikenal. Di rumah Agus yang berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, polisi menemukan barang bukti berupa pipa paralon, detonator, sekring, kabel warna kuning, paku ukuran 7 centimeter, serbuk putih, baterai dan tas.

Sedangkan rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Jalan Kalibata Selatan, Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, dilempar dua bom molotov oleh orang tak dikenal, salah satu bom sempat merusak teras bagian atas rumah Laode. Penemuan bom itu terjadi pada Rabu (9/1) sekitar pukul 05.30 WIB.

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019