Pemberian perawatan ODHA, belum bisa dilakukan di seluruh pelayanan kesehatan, karena membutuhkan dokter khusus yang membutuhkan pelatihan lebih lanjut

Batam, Kepri (ANTARA News) - Sebanyak lima puskesmas di Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sudah bisa melayani perawatan Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dengan memberikan obat antiretroviral (ARV).

"Ada 5 puskesmas dan 5 rumah sakit yang melayani pengobatan menggunakan ARV. Tapi alat yang paling lengkap ada di Puskesmas Lubukbaja," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi di Batam, Selasa.

ARV merupakan pengobatan untuk perawatan infeksi oleh retrovirus, terutama HIV.

Didi menyatakan, lima puskesmas yang melayani pemberian Antiretroviral yaitu Puskesmas Sekupang, Puskesmas Batuaji, Puskesmas Botania, Puskesmas Sambau dan Puskesmas Sei Langkai. Sedangkan lima rumah sakit yaitu Badan Pengusahaan Batam, RSUD Embung Fatimah, RS Awal Bros, RS Santa Elisabeth Baloi dan RS Budi Kemuliaan.

"Pemberian perawatan ODHA, belum bisa dilakukan di seluruh pelayanan kesehatan, karena membutuhkan dokter khusus yang membutuhkan pelatihan lebih lanjut," katanya.

Ia mengatakan sebelum ARV diberikan, pasien harus melalui rangkaian perawatan, di antaranya konsultasi dan cek darah.

Pemberian ARV diharapkan dapat menekan jumlah HIV. Dengan pengendalian kadar HIV, maka diharapkan daya tahan tubuh penderita HIV juga meningkat.

"Karena ODHA ini rawan sekali terjangkit penyakit lain," kata dia.

Sementara itu, tes HIV sudah bisa dilakukan di seluruh puskesmas di Kota Batam, melalui pengecekan darah.

Berdasarkan data Dinkes setempat, terdapat 718 orang penderita HIV baru di Kota Batam pada 2018. Penderita itu terdiri dari 486 lelaki dan 232 perempuan.

Dari seluruh penderita, mayoritas di antaranya adalah buruh/karyawan pabrik, yaitu 151 orang.

Masih dari data Dinkes, pekerjaan yang paling sedikit menderita penyakit itu adalah nelayan/petani/peternak sebanyak 2 orang.

"Itu data penderita baru tahun lalu. Datanya kumulatif, bukan per tahun," katanya.

Dinkes Batam terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai penularan, penanganan dan berbagai informasi lain terkait HIV/Aids, demi menekan penularan virus mematikan itu.

Kementerian Kesehatan menargetkan Indonesia nol HIV pada 2030.

Baca juga: Seluruh Puskesmas Batam layani pasien 24 jam

Baca juga: Puluhan PNS/polisi di Batam terjangkit HIV/AIDS

Baca juga: Januari-Maret 18 warga Batam meninggal karena HIV/AIDS

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019