Jakarta (ANTARA News) - Pendiri Rumah Milenial Sahat Martin P. Sinurat menegaskan bahwa generasi milenial saat ini tidak menyukai retorika yang panjang melainkan penyampaikan program yang langsung pada intinya dan mudah diterapkan dalam debat capres 17 Januari 2019.

"Kami tidak terlalu suka retorika yang panjang, melainkan ingin mendengar hal-hal konkret apa yang bisa dilakukan agar perubahan bisa segera terjadi, dan tetap berlanjut bukan perubahan sesaat saja," kata Sahat Martin Philip Sinurat di Jakarta, Senin.

Sahat yang juga mantan Ketua GMKI itu menyebut bahwa generasi milenial merupakan generasi yang memiliki rasa ingin tahu, idealis, dan selalu ingin adanya perubahan yang berkelanjutan.

Karena itu, ia mengatakan, anak muda cenderung ingin penyampaian yang to the point dan bisa dilaksanakan.

"Bagaimana strategi membangun generasi muda Indonesia yang anti korupsi dan tidak radikal. Bagaimana agar penegak hukum bisa melakukan tugas dengan benar dan tidak tebang pilih. Serta bagaimana agar kasus-kasus HAM seperti di Papua, era 98, dan lainnya bisa diselesaikan sampai ke akarnya," katanya.

Ia menambahkan, topik debat capres putaran pertama pada 17 Januari 2019 memang terkait persoalan-persoalan bangsa yang sudah menjadi virus selama puluhan tahun.

"Kondisinya sudah akut, karena kita pernah ada di dalam rezim yang membiarkan virus ini menjalar dan menular di tengah masyarakat," katanya.

Hal itu berarti capres harus memiliki visi yang jelas untuk melakukan perubahan terkait penegakan hukum yang tidak tumpul ke atas, tajam ke bawah, penanganan korupsi yang dilakukan oknum pejabat mulai dari pusat sampai tingkat desa penyelesaian kasus-kasus HAM dan upaya deradikalisasi yang seluruhnya bukanlah hal yang mudah.

Namun, dia menyadari hal itu memang tidak mudah karena dibutuhkan komitmen kuat dari para capres jika nantinya terpilih. "Maka memang harus dilakukan dari sekarang, dan ada langkah-langkah yang jelas untuk bisa dilakukan ke depan. Bukan hanya menjual jargon, ataupun menyampaikan pernyataan yang enak didengar saja," katanya.

Ia menegaskan hampir pasti kaum milenial akan menonton dan mengikuti debat capres tersebut. "Pasti milenial akan menonton. Dan hal-hal yang menarik, baik positif ataupun negatif, akan dengan cepat juga kami bagikan melalui media sosial kami," kata Sahat.
Baca juga: DPR harapkan debat publik berikan tontonan menarik
Baca juga: Isu hukum dan HAM jangan hanya jadi dagangan
Baca juga: Debat capres pertaruhan elektabilitas dan integritas kedua paslon

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019