Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar Bank Jakarta, Rabu sore menguat sebesar 21 poin menjadi Rp9.144/9.150 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.165/9.182, karena pelaku pasar membeli rupiah.
Pengamat pasar Uang, Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu, mengatakan, rupiah diperkirakan akan bisa mencapai level Rp9.000 per dolar AS, karena besarnya minat investor asing menempatkan dananya di pasar domestik.
Investor asing optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan semakin tumbuh dengan baik, karena banyak faktor yang mendukung, katanya.
Menurut dia, beralihnya pertumbuhan ekonomi dunia dari Eropa ke Asia yang dimotori China dan India merupakan peluang besar bagi ekonomi Indonesia untuk tumbuh lebih besar lagi.
Apalagi, Amerika Serikat saat ini dilanda kasus gagal bayar kredit sektor perumahan (Subprime Mortgage) yang diperkirakan berlanjut sampai dua tahun ke depan akan memicu investor untuk menempatkan dananya di kawasan Asia, ucapnya.
Jadi, lanjut dia, peluang rupiah untuk menguat hingga mencapai level Rp9.000 per dolar AS cukup besar, meski saat ini untuk mendekati level Rp9.100 per dolar AS secara perlahan-lahan.
Namun kenaikan rupiah yang terlalu cepat ini harus diwaspadai oleh Bank Indonesia (BI), karena tanpa pengawasan dikhawatirkan rupiah akan kembali terpuruk.
Rupiah, menurut dia, pada hari berikutnya akan tetap menguat, karena pasar masih mendukungnya, apalagi di dalam negeri tidak ada gejolak yang menghambat pergerakan mata uang lokal itu.
"Kami optimis rupiah akan terus menguat hingga mendekati level Rp9.100 per dolar AS, ujarnya.
Sementara itu, dolar AS di pasar regional turun 0,15 persen menjadi 114,60 yen, euro diperdagangkan pada 162,15 yen.
Turunnya dolar AS, karena aksi lepas terhadap mata uang lokal itu cukup kuat, akibat keyakinan mereka bahwa sektor perumahan dan keyakinan konsumen melemah, demikian Edwin Sinaga.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007