Jakarta (ANTARA News) - Kepala Operasi Ketupat Lebaran Polri 2007, Komjen Pol Iman Haryatna mengatakan, Polri tidak akan mengerahkan penembak jitu (sniper) secara khusus di sejumlah lokasi yang rawan terhadap kejahatan. "Sniper khusus tidak diperlukan sebab semua polisi pada dasarkan adalah seorang penembak jitu," katanya di Mabes Polri, Jakarta, Rabu. Hal itu disampaikannya saat menjelaskan kesiapan pengamanan jalur mudik terutama jalur pantai utara Jawa yang rawan kejahatan. Jalur rawan lain adalah penyebarangan Merak-Bakauhuni, Ujung-Kamal dan Bali - Banyuwangi. "Untuk menjadi polisi syaratnya ya harus jitu menembak. Kalau tidak bisa menembak jitu, ya tidak lulus menjadi polisi," katanya. Bahkan, menurut dia, menembak jitu anggota Polri malah lebih sulit dibandingan dengan standar baku yang selama ini berlaku secara umum. "Kalau umumnya nilai 10 menembak itu di jantung maka nilai 10 untuk Polri ya di tangan dan kaki yang sedang bergerak. Kalau tidak bisa menembak kaki atau tangan, ya berarti tidak lulus jadi polisi," katanya. Untuk operasi Ketupat (6 Oktober sampai 21 Oktober 2007), Mabes Polri mengerahkan 98 ribu personil yang tersebar di 25 Polda Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan dan Sulawesi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007