Semarang (ANTARA News) - Sepeda motor yang digunakan para pemudik saat Lebaran tahun ini sangat riskan pada kecelakaan lalu lintas (Lakalantas) di jalan raya, kata seorang pengamat transportasi dari Semarang. "Mengingat jumlah lakalantas di jalan raya hampir 75 persen didominasi sepeda motor, maka kepada pemerintah diharapkan berani mengambil satu kebijakan yang ekstrim dengan membatasi jumlah sepeda motor sebagai alat angkut arus mudik/balik Lebaran," kata Djoko Setyowarno, pengamat moda transportasi itu di Semarang, Rabu. Menurut dia, jika pemerintah tidak berani melakukan tindakan ekstrim diperkirakan korban lakalantas di jalan raya semakin bertambah banyak, dan korban paling tinggi tetap diduduki pengendara sepeda motor. "Tindakan ekstrim itu harus diikuti dengan kebijakan yang manusiawi dari pemerintah, yakni memberikan subsidi langsung kepada penumpang angkutan umum bus maupun kereta api kelas ekonomi," katanya. Subsidi langsung ini diberikan kepada pengusaha angkutan umum bus/KA berdasarkan tiket yang dibeli penumpang kelas ekonomi. "Jadi, subsidi berdasarkan pembelian tiket. Jika cara ini ditempuh demikian, diyakini penumpang angkutan umum bus/KA kelas ekonomi akan meningkat. Khususnya pada menjelang, pada saat dan setelah Lebaran," katanya. Peningkatan itu terjadi karena tiket angkutan umum jadi murah dan terjangkau oleh masyarakat Indonesia yang berekonomi pas-pasan. Jika demikian, pengguna sepeda motor saat mau melakukan perjalanan jauh akan berpikir ulang untuk tidak bersepeda motor dan memilih menggunakan angkutan umum bus atau KA yang biayanya terjangkau dan lebih menjamin keselamatan penumpangnya ketimbang naik sepeda motor, katanya. Terlepas dari semua itu Djoko yang juga dosen dari Universitas Katolik (Unika) Soegijopranoto Semarang ini juga mengingatkan kepada pemudik yang menggunakan sepeda motor supaya istirahat sejenak setelah menempuh perjalanan selama dua jam. "Ini penting, untuk menjaga keseimbangan pengemudi setelah dalam perjalanan diterpa angin dan konsentrasi mata ke depan yang melelahkan," katanya. Sebenarnya mudik dengan sepeda motor dan menempuh perjalanan cukup jauh serta waktu yang lama sangat membahayakan bagi pengemudi maupun pemboncengnya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007