Jakarta (ANTARA News) - Guna meningkatkan partisipasi pria dalam program Keluarga Berencana (KB), Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berusaha mendorong penelitian untuk menemukan alat dan obat kontrasepsi baru bagi kaum pria. "Hanya ada dua pilihan kontrasepsi pria, yakni kondom atau vasektomi. Supaya partisipasinya meningkat, pilihan harus diperbanyak. Dalam hal ini penelitian sangat penting, karena itu kita berusaha mendorong penelitian-penelitian ke arah itu," kata Kepala BKKBN Sugiri Syarief di sela acara peringatan Hari Kontrasepsi Dunia yang pertama di Jakarta, Rabu. Sugiri mengatakan, dengan memperbanyak variasi pilihan alat dan obat kontrasepsi untuk pria partisipasi KB pria yang saat ini baru 1,3 persen diharapkan bisa meningkat menjadi 4,5 persen pada 2009 seperti yang telah ditargetkan. Lebih lanjut ia menjelaskan, saat ini sudah ada penelitian mengenai penggunaan ekstrak daun gandarusa (Gendarussa vulgaris Nees) sebagai materi untuk kontrasepsi pria. "Peneliti dari Unair sudah meneliti pengaruh fraksi Polifenol dalam gendarusa terhadap penurunan aktivitas Hialuronidase pada spermatozoa mencit. Penurunan aktivitas Hialuronidase itu membuat sperma tidak bisa menembus sel telur," katanya. BKKBN, katanya, akan mengusahakan penelitian penelitian mengenai materi kontrasepsi pria itu selanjutnya bisa diujicobakan pada manusia. "Untuk itu diperlukan dana yang tidak sedikit, kami berharap anggota dewan mempertimbangkan untuk meningkatkan alokasi anggaran untuk pendaan penelitian," katanya. Berkenaan dengan hal itu, Ketua Komisi IX DPR RI Ribka Tjiptaning mengatakan pihaknya pun berkomitmen memperjuangkan peningkatan anggaran untuk peningkatan program KB termasuk kegiatan penelitian yang terkait. "Tahun ini alokasi anggaran untuk BKKBN yang semula hanya Rp700 miliar dapat ditingkatkan menjadi sekitar Rp1,1 triliun. Tahun 2008 akan diupayakan meningkat jadi Rp1,7 triliun," demikian Ribka Tjiptaning.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007