Banjarbaru, Kalsel, (ANTARA News) - Kepala Dinas Kehutanan Kalimantan Selatan, Hanif Faisol Nurofiq mengatakan Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) menjadi salah satu "surga" tanaman bambu.

Menurut Hanif di Banjarbaru Jumat, potensi bambu di Kalsel mencapai 3.000 hektare lebih, yang sebagian besar berada di daerah Loksado, Hulu Sungai Selatan.

Saat ini, telah dibudidayakan tanaman bambu di kawasan Taman Hutan Rakyat (Tahura) sebanyak 823 pohon dengan 22 jenis bambu.

Selain itu, juga penanaman di Desa Kiram seluas 40 hektare dengan 6.250 tanaman bambu.

"Saat ini kita menanam bambu serentak bersama Gubernur di lingkungan kantor masing-masing SKPD sebanyak 400 batang," katanya.

Adapun jenis bambu yang ditanam adalah jenis bambu golden atau bambu hias.

Menurut Hanif, upaya menanam bambu dalam jumlah besar tersebut, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kerajinan, seperti untuk tusuk sate, tusuk gigi, serta berbagai anyaman bambu lainnya.

Pengembangan bambu tersebut, merupakan hasil kerja sama dengan Dirjen Kehutanan dengan China.

Sebelumnya, Dishut telah menanam bambu di Tahura Sultan Adam karena nantinya, kawasan tersebut akan menjadi arboretum bambu yang bisa digunakan untuk penelitian, pendidikan, serta sebagai ekowisata.

Arboretum adalah semacam kebun botani yang mengkoleksi pepohonan. Dalam taman botani, tumbuhan koleksi dipelihara dan diberi keterangan nama dan beberapa informasi lainnya yang berguna bagi pengunjung.

Dua tambahan penting bagi suatu kebun botani adalah perpustakaan dan herbarium.

Penanaman bambu ini, lanjut Hanif, merupakan wujud komitmen pemprov dalam mengembangkan dan membudidayakan bambu di Kalsel.

Sebelumnya, Pemprov Kalsel juga mengirimkan delegasi ke Tiongkok untuk mempelajari lebih jauh terkait pengembangan dan budi daya bambu.

Tak hanya di Tahura Sultan Adam, sambung Hanif, di depan kantor SKPD Provinsi Kalsel juga akan ditanami bambu sebanyak 10 titik dengan jenis gold china.*


Baca juga: Warga kawasan wisata Hutan Bambu nyatakan telah bebas banjir

Baca juga: Wisata Hutan Bambu masih minim akses

Pewarta: Ulul Maskuriah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019