Kami senang Indonesia menyelenggarakan Forum Indonesia-Afrika tahun lalu di Bali dan kami menawarkan kepada pengusaha Indonesia khususnya peluang-peluang usaha dan pasar di Sudan

Jakarta (ANTARA News) - Sudan menawarkan kepada para pengusaha Indonesia untuk menanam modal berbagai sektor terutama perminyakan, pertambangan dan pertanian di negara itu.

"Kami senang Indonesia menyelenggarakan Forum Indonesia-Afrika tahun lalu di Bali dan kami menawarkan kepada pengusaha Indonesia khususnya peluang-peluang usaha dan pasar di Sudan," kata Duta Besar Besar Sudan untuk Indonesia Elsiddieg Abdulaziz Abdalla dalam wawancara dengan beberapa wartawan di Jakarta, Jumat, terkait dengan Hari Kemerdekaan ke-63 Republik Sudan yang jatuh pada 1 Januari 2019.

Dia mengatakan Sudan dengan dukungan infrastruktur yang memadai juga bisa menjadi pintu bagi produk-produk impor dari Indonesia atau dibuat pengusaha Indonesia di Sudan untuk dipasarkan di negara-negara tetangga.

"Kami mengimpor mobil-mobil dan ban dari berbagai negara dan mengapa tidak pasarnya dimanfaatkan oleh para pengusaha Indonesia," kata dia.

Selain untuk pasar Sudan, menurut dia, pengusaha Indonesia juga dapat mengekspor produk-produk ke negara-negara tetangga Sudan.

Republik Sudan yang berpenduduk sekitar 42 juta jiwa adalah negara yang terletak di timur laut benua Afrika. Sebelum referendum yang memisahkan Sudan menjadi dua bagian, Sudan merupakan negara terluas di Afrika dan di daerah Arab, serta terluas kesepuluh di dunia.

Kini negara ini berbatasan dengan Mesir, Republik Demokratik Kongo, Sudan Selatan, Ethiopia, Afrika Tengah, Chad, dan Libya. Empat negara yaitu Chad, Afrika Tengah, Sudan Selatan dan Ethiopia merupakan empat negara yang tak memiliki laut dan sudah terhubung dengan jalan raya dengan Sudan.

Negara Bagian White Nile, Gedarif, Kassala, dan Gezira dapat dimanfaatkan pengusaha Indonesia untuk penanaman gandum dan kapas.

Pertambangan emas dan mineral lainnya dapat dilakukan di wilayah Darfur, Shimalia dan Gedarif Kapasitas produksi emas Sudan saat ini mencapai 80.000 ton/tahun masih di bawah target yaitu 100.000 ton/tahun.

Menurut informasi dari Pemerintah Sudan menyampaikan bahwakandungan emas dan mineral Sudan tersebar di 60 persen wilayah Sudan.

Dubes Elsiddieg juga mengatakan bahwa para pengusaha dari Timur Tengah seperti Arab Saudi, Qatar, Uni Emirat Arab dan Yaman telah menanam modal di Sudan.

"Kami belum merasa puas dengan kerja sama perdagangan Sudan dan Indonesia," katanya, dengan menambahkan masih relatif sedikit pengusaha Indonesia yang berminat berbisnis dan menanam di negara itu.

Dia menyebut Salim Group sedang menjajaki untuk menanam modal di sektor pertanian dan juga Pertamina berniat memasuki sektor pertambangan.

Baca juga: Hidayat Nur Wahid apresiasi Dubes Sudan soal demokrasi di Indonesia

Pewarta: Mohamad Anthoni
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019