New York (ANTARA News) - Bank Dunia menjanjikan bantuan teknis dan dukungan keuangan bagi berbagai prakarsa penanganan perubahan iklim yang akan dilakukan Indonesia, sebagai bagian dari dukungan yang lebih luas terhadap agenda pembangunan Indonesia.
Hal tersebut tercantum dalam pernyataan bersama antara pemerintah Indonesia dan Bank Dunia yang dikeluarkan setelah pertemuan dwipihak antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Bank Dunia, Robert B Zoellick, di sela-sela sidang umum ke-62 PBB, di New York, Selasa sore waktu setempat atau dini hari waktu Indonesia.
Terkait dengan seruan kepedulian terhadap perubahan iklim, Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan ke-13 negara-negara pihak dari konvensi PBB mengenai perubahan iklim di Bali pada Desember 2007.
Dalam pertemuan dwipihak itu, kedua pemimpin mengakui pentingnya konferensi tersebut guna mencapai konsensus global dalam penanganan isu perubahan iklim.
Untuk mempersiapkan konferensi Bali, Indonesia telah mengambil berbagai inisiatif penting untuk mengurangi emisi dan deforestasi.
Indonesia juga meluncurkan pengembangan strategi pertamanya mengenai pertumbuhan karbon rendah guna mengurangi intensitas karbon, mengidentifikasi peluang bagi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, serta mengelola implikasi keuangan dari pergeseran ke arah aktifitas pembangunan dengan dampak karbon yang lebih ramah lingkungan dalam jalur pembangunannya.
Terkait dengan isu perubahan iklim, Presiden Yudhoyono menyebut mengenai upaya Indonesia untuk berusaha menjembatani perbedaan kepentingan negara berkembang dengan negara maju dalam melihat masalah perubahan iklim dengan mengajak mereka untuk mencoba `berpikir di luar kotak`.
Menurut Presiden Yudhoyono, yang masih terjadi saat ini adalah masalah perubahan iklim masih disikapi secara hati-hati oleh negara-negara berkembang.
Banyak di antara negara berkembang yang menganggap bahwa negara-negara majulah yang harus lebih bertanggung jawab mengatasi perubahan iklim karena merekalah yang menyumbangkan emisi dalam jumlah besar sehingga berpengaruh terhadap pemanasan global.
Secara khusus, Presiden mengajak negara-negara berkembang untuk berbuat yang sesuatu yang lebih dalam upaya mengurangi pembuangan gas rumah kaca.
Menurut Kepala Negara, negara-negara berkembang perlu menciptakan kelompok-kelompok yang membentuk strategi inovatif dan berpikiran jauh ke depan menyangkut mitigasi dan adaptasi. (*)
Copyright © ANTARA 2007