Washington, (ANTARA News) - Singapura sekali lagi menduduki peringkat tertas Bank Dunia sebagai tempat terbaik di dunia untuk melakukan bisnis, dan Mesir menjadi pemimpin dalam pembaruan untuk mengundang lebih banyak bisnis, kata Bank Dunia Selasa. "Untuk tahun kedua yang berjalan, Singapura menduduki peringkat agregat teratas dalam mendorong melakukan bisnis" pada 2006-2007, kata Bank Dunia dalam laporan "Doing Business 2008"-nya yang dirilisnya. Singapura menggeser posisi Selandia Baru dalam peringkat tahunan tahun lalu. Dalam laporan terbaru, Selandia Baru berada pada posisi nomor dua, mengungguli Amerika Serikat, di tempat ketiga. Hongkong, Denmark, Inggris, Kanada, Irlandia, Australia dan Islandia selanjutnya melengkapi tempat 10 besar berturut-turut dalam mendorong melakukan bisnis dalam survei yang dilakukan di 178 perekonomian. Bank Dunia mengatakan bahwa negara-negara di Eropa Timur dan bekas Uni Soviet paling banyak melakukan reformasi pada 2006-2007, bersama-sama dengan grup besar pasar yang sedang tumbuh, seperti China dan India. "China menonjol di Asia Timur, dengan mengimplementasikan hak milik pribadi baru yang menjangkau jauh serta undang-undang kebangkrutan yang baru," kata Bank Dunia dalam sebuah pernyataannya, seperti dikutp AFP. Mesir, pelaku pembaruan kenamaan, meningkatkan posisinya dengan pesat dalam peringkat global dalam mendorong melakukan bisnis, dengan memperbarui lima dari 10 sektor yang dikaji oleh laporan itu, kata bank pengentas kemiskinan 185 negara itu. "Laporan itu menemukan bahwa tingkat pengembalian ekuitas tertinggi di negara-negara yang paling banyak melakukan pembaruan," kata Michael Klein, wakil presiden untuk pembangunan keuangan dan sektor swasta Bank Dunia/International Finance Corporation. "Para investor sedang mencari potensi peningkatan, dan mereka menemukannya di perekonomian yang melakukan pembaruan -- dengan mengabaikan titik mulai mereka," ia menambahkan. Selain Mesir, 10 teratas pelaku pembaruan lainnya adalah, secara berurutan, Kroasia, Ghana, Macedonia, Georgia, Kolombia, Arab Saudi, Kenya, China dan Bulgaria. "Hasil tersebut menunjukkan bahwa begitu pemerintah mendorong regulasi untuk melakukan bisnis, lebih banyak pengusaha terlibat dalam bisnis," kata Simeon Djankov, ketua penulis laporan itu. "Eropa Timur telah mengalami peningkatan dalam memasuki bisnis baru yang menjadi saingan pertumbuhan cepat di Asia Timur pada masa lalu," katanya. Pemeringkatan itu berdasarkan 10 indikator regulasi bisnis yang menjejak waktu dan biaya untuk memenuhi persyaratan pemerintah dalam memulai bisnis, operasi, perdagangan, perpajakan dan "closure", kata bank itu. (*)
Copyright © ANTARA 2007