Jakarta (ANTARA News) - Direktur Regional Badan Lingkungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Wilayah Asia Pasifik Dechen Tsering mengharapkan peran besar Indonesia dalam upaya kawasan mengatasi masalah sampah plastik di laut.
Siaran pers Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jumat, mengutip pernyataan Tsering bahwa sebagian sampah laut berasal dari Asia Tenggara dan Indonesia serrta negara-negara lain di kawasan sudah berusaha keras mengatasinya.
"Terkait sampah laut, kita sudah bisa melihat awareness (kesadaran), kebijakan, peraturan dan pelaksanaannya," katanya.
Indonesia dan Badan Lingkungan PBB (UN Environment) berencana membentuk pusat peningkatan kapasitas untuk melindungi laut dari dampak kegiatan berbasis daratan yang disebut Regional Center for Capacity Initiative to Protect Marine Environment from Land-based Activities.
Siti menyampaikan bahwa Indonesia berkomitmen mengurangi sampah, khususnya sampah plastik, hingga 70 persen tahun 2025 dan telah meluncurkan Rencana Aksi Nasional untuk mengurangi limbah plastik.
Selain mengunjungi Sumbawa Barat, pejabat UN Environment juga mengunjungi Surabaya, Jawa Timur, bersama Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya Rosa Vivien Ratnawati untuk melihat fasilitas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Benowo, yang mengolah sekitar 1.600 ton sampah per hari.
Sekitar 60 persen sampah yang dikelola TPA Benowo merupakan sampah organik. TPA antara lain mengolah sampah untuk mendukung proyek Pembangkit Listrik dari Gas yang dapat menghasilkan listrik 2 Megawatt per hari.
Tsering juga mengunjungi Taman Bungkul menggunakan Surabaya Bus, dan terkesan dengan inovasi Surabaya Bus menjadikan botol sebagai ongkos dalam upaya mengurangi sampah plastik.
Dia juga mengunjungi Pusat Daur Ulang (PDU) Jambangan yang menggunakan teknologi Black Soldier Fly (BSF), serta Bank Sampah di Kecamatan Jambangan.
Baca juga:
Kolaborasi pendanaan atasi sampah plastik di laut
Indonesia tegaskan komitmen lindungi laut di IGR-4
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019