"Mengenai plastik saya sangat mendukung, mari kita antiplastik," kata Nila di Kementerian Kesehatan Jakarta, Kamis.
Nila menjelaskan plastik merupakan material yang tidak bisa hancur didegradasi dalam tanah dan mencemari lingkungan.
Jika pun plastik dimusnahkan dengan cara dibakar juga bisa menimbulkan pencemaran udara yang lebih berbahaya lagi dengan menimbulkan zat karsinogen penyebab kanker.
Menkes menjelaskan dirinya sendiri sudah mengurangi penggunaan kantong plastik saat berbelanja dengan membawa tas belanja sendiri dari rumah.
"Saya juga kalau belanja ke ITC, ya saya ke ITC karena belanja banyak kan ya murah meriah, itu sudah membawa tas sendiri. Kalau penjual masukin plastik saya bilang tidak. Jadi saya masukin tas, tasnya yang gede," kata Nila.
Kebiasaan mengurangi sampah plastik juga diterapkan Nila dengan membawa botol minum sendiri jika bepergian. Dia bercerita jika pada suatu acara disuguhkan air minum dengan kemasan plastik, Nila berprinsip untuk tidak menyia-nyiakan air dengan diminum hanya separuh.
"Kalau ambil minum harus habiskan, kalau ngga habis bawa pulang, kalau ngga mau minum jangan dibuka. Jadi plastiknya tidak terbuang," kata dia.
Nila mengatakan saat ada rapat di lingkungan Kementerian Kesehatan juga sudah tidak menyediakan botol plastik lagi melainkan gelas berisi air.
Selain itu penyuguhan makanan ringan saat rapat juga diganti menjadi buah-buahan. "Snack kita buah-buahan. Saya senang sekali kalau dapat duku, kayaknya ngga habis-habis makanannya. Rambutan ada, manggis dan sebagainya," kata Nila.
Baca juga: Peritel perlu diedukasi terkait bahaya kantong kemasan plastik
Baca juga: NU akan bahas hukum pemakaian plastik
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019