Tahun 2019 kami punya tugas besar, desa berlistrik harus 100 persen dan rasio elektrifikasi harus 99,9 persen

Jakarta (ANTARA News) - Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat rasio elektrifikasi sampai akhir 2018 mencapai 98,3 persen.

"Anggaran kami memang lebih kecil dari tahun sebelumnya, namun rasio elektrifikasi terus meningkat. Ini tandanya kerja kami baik dan berintegritas," kata Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Sommeng di Jakarta, Kamis.

Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan pada 2018 adalah sebesar Rp141,2 miliar. Dari anggaran tersebut, penyerapan hingga 31 Desember 2018 mencapai 91,75 persen.

Sementara untuk 2019, total anggaran Ditjen Ketenagalistrikan ditetapkan Rp97,53 Milliar yang terdiri atas kegiatan pelayanan publik Rp6,83 miliar, regulasi Rp2,2 miliar, kegiatan prioritas Rp7,04 miliar, pembinaan dan pengawasan Rp12,90 miliar, serta kegiatan pendukung Rp68,55 miliar.

Andy menuturkan bahwa hingga akhir 2018 rasio elektrifikasi di seluruh wilayah Indonesia telah mencapai 98,3 persen dan rasio desa berlistrik sebesar 99,38 persen.

Pada tahun 2019 ini, target rasio elektrifikasi adalah sebesar 99,9 persen dan target rasio desa berlistrik adalah 100 persen.

"Capaian kami cukup baik, yang paling penting adalah rasio elektrifikasi yang mencapai 98,3 persen. Tahun 2019 kami punya tugas besar, desa berlistrik harus 100 persen dan rasio elektrifikasi harus 99,9 persen," ujar Andy.

Peningkatan rasio elektrifikasi di seluruh wilayah Indonesia salah satunya karena penambahan infrastruktur.

Tambahan infrastruktur ketenagalistrikan sampai dengan akhir 2018 dari pembangkit hampir mencapai dua gigawatt (GW), sehingga total kapasitas terpasang pembangkit mencapai 62,6 GW.

Transmisi pun bertambah sepanjang 3.441,84 kilometer sirkuit (kms) dan penambahan gardu induk sebesar 16.495 MVA.

Terkait dengan pelaksanaan program 35 GW, hingga akhir 2018 tercatat 2,9 GW sudah beroperasi secara komersial (COD/komisioning), 18,2 GW sedang konstruksi, 11,4 GW perjanjian jual beli listriknya sudah ditandatangani, namun belum konstruksi, 1,6 GW dalam proses pengadaan, dan 0,954 GW sedang dalam tahap perencanaan.

Peningkatan kapasitas infrastruktur ketenagalistrikan tersebut menelan biaya investasi sebesar 11,28 miliar dolar AS pada 2018.

Untuk 2019 telah ditargetkan penambahan pembangkit ketenagalistrikan sebesar 3,9 GW, sehingga total kapasitas terpasang pembangkit menjadi 66,5 GW. Lalu, kapasitas terpasang transmisi 15.195 kms, dan gardu induk 27.631 MVA.

Pada 2019 investasi untuk infrastruktur ketenagalistrikan ditargetkan sebesar 12,04 miliar dolar AS.

Selain itu, seiring dengan peningkatan infrastruktur ketenagalistrikan dan rasio elektrifikasi, maka konsumsi listrik per kapita (kWh/kapita) juga menunjukkan kenaikkan positif.

Sampai akhir 2018, konsumsi telah mencapai 1.064 kWh/kapita dari target sebesar 1.129 kWh/kapita dan pada 2019 targetnya adalah 1.200 kWh/kapita.

Baca juga: Kementerian ESDM sebut 164.000 rumah bakal kesulitan bayar biaya penyambungan listrik

Pewarta: Afut Nusyirwan
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019