Insya Allah tahun ini tidak ada dualisme pendapat terkait penetapan Bau Nyale

Lombok Tengah (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, menetapkan pelaksanaan puncak kegiatan Bau Nyale atau menangkap cacing laut jatuh pada 24-25 Februari 2019.

"Insya Allah tahun ini tidak ada dualisme pendapat terkait penetapan Bau Nyale," ujar Lalu Sungkul, Camat Pujut di Desa Sengkol, Kamis.

Ia menjelaskan, penetapan puncak Bau Nyale ini diputuskan setelah para pemangku adat, budayawan, tokoh agama, tokoh masyarakat dan sejumlah komunitas di wilayah Pujut, termasuk Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata?Lombok?Tengah HL?Muhammad Putria menggelar "sangkep warige" (rapat adat) di Dusun Ende, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Kamis (10/1).

"Kalau pun nanti ada yang tidak sependapat atau ngomong di belakang kita akan denda," katanya.

Sungkul berharap kepada semua pihak agar bersama-sama menyukseskan kegiatan Bau Nyale. Apalagi kegiatan ini sudah masuk dalam agenda pariwisata nasional nasional.

"Kegiatan Bau Nyale ini masuk 10 besar kegiatan kalender pariwisata nasional. Jadi mari kita jaga, lestarikan dan sukseskan kegiatan Bau Nyale tahun ini," kata Sungkul.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Lombok Tengah H Lalu Muhammad Putria menjelaskan, acara "Sangkep Warige" ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan, melainkan didahului berbagai ritual para pemangku dan lainnya. Setelah itu, baru dilakukan penentuan tanggal Bau Nyale.

"Semoga tidak ada lagi perbedaan. Hasil kesepakatan ini bisa jadi satu bahasa, kalau puncak Bau Nyale jatuh tanggal 24-25 Februari," jelasnya.

Sedangkan, rangkaian kegiatannya telah disusun oleh Pemerintah Provinsi NTB. Tinggal saat ini, dilakukan pemantapan pelaksanaan kegiatan.

"Memang Bau Nyale tahun ini agak berbeda dengan tahun sebelumnya, di mana tahun ini akan dibuka dengan Mandalika Berdzikir, tepatnya di Masjid Nurul Bilad, Kuta," katanya.

Diketahui sebelumnya, kegiatan inti Bau Nyale merupakan ritual adat masyarakat Sasak untuk menangkap cacing laut yang diyakini sebagai jelmaan Puteri Mandalika. Puteri yang sangat cantik jelita ini menceburkan diri ke laut Seger Lombok Tengah karena bingung memilih sejumlah pangeran yang ingin mempersuntingnya.

Itu dilakukan agar keberadaannya yang muncul dalam wujud cacing laut dapat dinikmati oleh masyarakat banyak. Kemunculannya pun setiap tahun dilaksanakan yakni pada tanggal 20 bulan 10 berdasarkan kalender Sasak, suku terbesar di Pulau Lombok.

Baca juga: Ribuan warga Lombok tangkap cacing "bau nyale"

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019