Kabul (ANTARA News) - Televisi Afgan pada Selasa menayangkan gambar pria dengan mata ditutup, yang disebut warga Banglades terculik dan penculiknya mengancam memotong beberapa anggota badannya bila tidak ditebus. Tayangan singkat video di televisi swasta Tolo itu menunjukkan seorang disebut pekerja pembangunan bernama Nurul Islam, yang diculik sembilan hari lalu di propinsi Logar, 50 kilometer selatan Kabul. Ia berdiri mengenakan jins di depan batu dengan mata ditutup kain. Ia tampak berbicara, tapi suaranya tak terdengar di tayangan itu. Tak dapat dipastikan secara mandiri bahwa orang itu adalah pria berusia 39 tahun tersebut. Kantornya, Panitia Pengembangan Desa Banglades, belum memberikan tanggapan. Tolo menyatakan penculiknya mengancam memotong satu kaki dan tangannya bila tidak mendapatkan 500.000 dolar Amerika Serikat (sekitar 4,5 miliar rupiah). Karyawan Tolo mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa video dan pesan itu dikirim ke stasiun tersebut oleh beberapa pria tak dikenal. Mereka tidak mengatakan berasal dari gerakan perlawanan Taliban, yang berada di balik beberapa penculikan di Afganistan. Polisi di Logar, tempat Islam disergap dari kantornya pada tengah hari bolong tanggal 15 September, menyatakan empat orang ditangkap berkaitan dengan penculikan tersebut. "Pencarian kami atas orang itu berlanjut dan kami percaya bahwa ia mungkin keluar Logar dan dibawa ke Pakistan," kata kepala polisi propinsi Ghulam Mustafa kepada AFP. Kejahatan merebak di Afganistan sejak kejatuhan pemerintah Taliban tahun 2001, dengan senantiasa muncul laporan tentang penculikan orang Afgan oleh pencari tebusan. Sejumlah orang Afgan dan asing juga diculik pejuang Taliban, yang mencoba saling tukar dengan pemerintah serta membunuh beberapa sanderanya, sebagian besar warga Afgan. Banglades pekan lalu mengimbau pembebasan pekerja bangunannya, yang diculik ahir pekan sebelumnya oleh tersangka penjahat. "Kami dengan sangat mengimbau penculiknya segera membebaskan dia," kata pernyataan menteri luar negeri sementara Ahmed Chowdhury. "Tugasnya di Afganistan murni untuk kemanusiaan. Ia di sana hanya untuk menolong saudara Afgan-nya," kata Chowdhury seusai bertemu dengan Dutabesar Afganistan untuk Banglades Ahmad Karim Nawabi. Duta itu memberinya jaminan bahwa pemerintah Afgan "bekerjsama penuh" dalam mengupayakan pembebasan pekerja tersebut, tambah pernyataan tersebut. Sandera itu bekerja di kegiatan kredit kecil kelolaan Panitia Pengembangan Desa Banglades (BRAC), kelompok bantuan di Afganistan sejak 2002, yang membangun sekolah, jalan dan balai pengobatan. Tidak jelas penculik warga Banglades itu, kata kelompok tersebut. Gerilyawan Taliban, yang menculik sejumlah warga asing, tidak dapat dihubungi untuk diminta tanggapan. "Enam orang memasuki kantor itu dan memaksa dia keluar," kata kepala BRAC di Afganistan, Gundu Kumar Roy, kepda AFP, "Kami tidak dapat menghubunginya." Ia menyatakan BRAC menghubungi pihak berwenang Afganistan untuk meminta bantuan. Seorang karyawan lain Banglades pekan sebelumnya ditembak mati di daerah terpencil Afganistan timurlaut. Alasan pembunuhan itu tidak jelas. Pejuang terkait Alqaida pada bulan September menyatakan penculikan warga asing merupakan cara jitu untuk tekanan politik terhadap pemerintah Kabul, demikian laporan AFP. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007