New York (ANTARA News) - Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, yang dijelek-jelekkan sebagai pembantah Holocaust, pendukung teroris dan penyokong gerakan perlawanan di Irak, ternyata mampu mendatangkan tawa saat berpidato di Columbia University, Amerika Serikat (AS), meski bukan lewat lelucon. "Di Iran tidak ada homoseksual, seperti di negara anda," kata Ahmadinejad, Senin, saat menjawab pertanyaan mengenai pelaksanaan hukuman mati di Iran yang belum lama ini dilakukan terhadap dua pria penyuka sejenis. Ia menimpali, "Di Iran tidak ada fenomena ini, saya tidak tahu siapa yang memberitahukan kepada anda bahwa kami punya hal begitu." Tawa keras dan cercaan "booo" dilepaskan sekitar 700 orang, kebanyakan mahasiswa, yang hadir di Ivy League school. Mereka, antara lain mengenakan kaos oblong bertuliskan "Stop Ahmadinejad`s Evil" (stop Iblis Ahmadinejad). Pada bagian awal, dia mengemukakan tentang Israel yang menyiksa warga Palestina dan program nuklir Iran yang bertujuan untuk energi dan bukan untuk senjata, sebelum komentar mengenai homoseksual yang memecahkan ketegangan. Ahmadinejad yang berbicara dalam bahasa Persia sebenarnya berusaha membuat lelucon, namun tidak berhasil membuat tawa karena kemungkinan nuansanya hilang dalam penerjemahan. "Saya akan ceritakan satu lelucon di sini," katanya. "Saya pikir para politikus yang mengusahakan bom atom atau mengujinya, membuatnya, secara politis mereka terkebelakang, dungu." Hadirin ragu, sebagian bertepuk tangan karena menganggapnya sebagai pernyataan cinta damai sedangkan lainnya bingung dengan kata dungu yang peka. Kunjungan Ahmadinejad yang pada Selasa akan berpidato pada Sidang Umum PBB itu tidak lepas dari berbagai keberatan, seperti anggota DPR AS asal daerah pemilihan New York, Anthony Weiner, yang kepada para pengunjuk rasa di depan Markas Besar PBB mengatakan, "kadang ada ular berkeliaran di jalanan New York." Koran The New York Daily News di berita utama halaman depan menulis "The Evil Has Landed" (iblis telah mendarat). Rektor Universitas Columbia sama saja, dia menjuluki Presiden Iran itu "diktator picik dan jahat". (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007
Pemberani ialah yg tdk akan takut dlm s\'gala hal dan akan berusaha u/ menjd yg lbh baik lg !
AS takut kpn Iran krn ketdkmampuanny / takut akan menjd lawan yg akan mengalahkanny. Jika AS negara \" Super Power \" alangkah semestiny tdk perlu takut akan hal it. Tp sehrsny Iran menjd motivasi u/ AS agar lbh maju.
Indonesia tdk akan maju bl HAM masih ada menurut sy.