Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto mengatakan, untuk meredam bentrokan antara aparat TNI dan Polri di Ternate, Maluku Utara, Senin (24/9) subuh, maka seluruh senjata baik yang dimiliki TNI maupun Polri dikumpulkan. "Semua pihak menahan diri. Selain itu, mulai kemarin sudah ada patroli-patroli baik TNI maupun Polri. Semua senjata dikumpulkan, baik TNI maupun Polri," ujarnya, usai rapat di Kantor Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, di Jakarta, Selasa. Ia mengungkapkan, bentrokan yang menewaskan dua orang itu dipicu masalah kecil yang kemudian meluas menjadi besar. "Saya sangat prihatin. Saya sudah komunikasi dengan Kapolri," ujarnya. Djoko mengaku belum mendapatkan laporan lengkap soal pemicu bentrokan ini. Saat ini, tambah Panglima TNI, baik TNI maupun Polri telah membentuk tim investigasi di tingkat Kodam dan Polda. "Tim nantinya turun bersama-sama," kata dia. Oknum TNI AD dan polisi di Ternate, Maluku Utara (Malut), Senin subuh terlibat bentrokan dan mengakibatkan satu anggota polisi tewas serta empat anggota polisi dan dua anggota TNI AD terluka terkena tembakan. Anggota polisi yang tewas tertusuk senjata tajam tersebut bernama Chrisman (20). Anggota polisi magang di Polres Ternate ini tewas ditikam oleh oknum anggota TNI di dekat Mapolres Ternate, saat yang bersangkutan hendak ke Mapolres. Sedangkan anggota polisi yang luka tertembak adalah Bripka Ikbal, Bripda Ikran, Bripda Samin dan AKP Agus Wijarno, sementara anggota TNI AD yang luka tertembak adalah Lettu Didin dan Prada Ongen. Semua korban terluka itu kini dirawat di sejumlah rumah sakit di Ternate.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007