Shanghai (ANTARA News) - Indonesia dan China menandatangani dua perjanjian di bidang kerjasama pinjaman lunak sebagai salah satu hasil pertemuan ke-9 Komisi Bersama RI-China yang berlangsung di Shanghai, China, Selasa. Penandatanganan dua perjanjian tersebut disaksikan oleh Menteri Perdagangan Mari Pangestu dan Menteri Perdagangan China Bo Xilai, di sela penyelenggaraan pertemuan komisi bersama itu di Shanghai. Kedua perjanjian tersebut adalah Persetujuan Preferensi Bantuan Kredit Pembeli untuk Proyek Bendungan Jatigede antara kedua negara, serta Persetujuan Pengajuan Penggunaan Fasilitas dari Pemerintah China kepada Pemerintah RI sebesar 200 juta dolar AS. Bantuan lunak untuk pembangunan Bendungan Jatigede adalah sebesar Rp239,6 juta dan tambahan pinjaman 200 juta dolar AS merupakan tambahan dari pinjaman tambahan dari pinjaman terdahulu sebesar 800 juta dolar AS dan merupakan realisasi komitmen China kepada Indonesia saat kunjungan Wapres Jusuf Kalla ke Beijing beberapa waktu lalu. "Diharapkan dengan adanya bantuan lunak tersebut proyek pembangunan bendungan Jatigede bisa berjalan dengan baik dan selesai sesuai waktu yang diharapkan," kata Mendag. Pada Komisi Bersama itu, Komite Promosi Bersama Investasi juga telah mengadakan pertemuan untuk mengidentifikasi sektor potensi investasi dan merencanakan tindakan aksi untuk meningkatkan investasi timbal balik kedua negara. Direncanakan Komite Promosi Bersama Investasi (JIPC) akan dilaksanakan setiap tahun di tingkat teknis, pejabat senior (SOM) dan menteri. "Umumnya China tertarik investasi di Indonesia pada sektor-sektor energi, investasi, perkebunan, otomotif dan elektronik," katanya. Menurut data tahun 2006, terdapat 96 juta dolar AS investasi China di Indonesia di luar minyak dan gas. Investasi China di sektor migas mencapai 1,2 miliar dolar AS. Mendag mengatakan, investor China akan melakukan investasi di bidang prasarana (pembangkit listrik) dan pertambangan. Sementara investasi Indonesia di China pada tahun sama mencapai 205 juta dolar AS.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007