Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengingatkan agar semua pihak tidak saling menuding siapa aktor di balik kejadian teror bom molotov di kediaman dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yaitu Agus Rahardjo dan Laode M Syarief.
"Saya berpesan kepada semua pihak untuk tak saling menuding siapa aktor di balik kejadian teror bom di rumah pimpinan KPK. Kita tunggu pengungkapan dilakukan oleh Polri yang tentunya sudah membentuk tim mengusut teror bom ini," kata Sahroni menanggapi teror bom molotov di kediaman pimpinan KPK, Jakarta, Rabu.
Ia pun meyakini Polri bergerak cepat dan akan mampu mengungkap teror bom di kediaman dua pimpinan KPK itu.
Politikus Partai NasDem ini meminta semua pihak tak menduga-duga pelaku yang bertanggungjawab atas peristiwa tersebut.
"Kita tentunya mengutuk keras teror bom yang diarahkan kepada pimpinan lembaga negara. Saya meminta Polri bergerak cepat dalam pengusutan kasus ini. Saya yakin Polri dengan kemampuannya di bidang pemberantasan terorisme akan mampu mengungkap kasus ini," tuturnya.
Menyikapi peristiwa teror bom yang terjadi di tahun ini, Sahroni menilai ada upaya membuat kekacauan di dalam negeri jelang pelaksanaan Pemilu serentak yang pelaksanaannya hanya menyisakan beberapa bulan lagi.
Pelaku dinilai sengaja membidik sasaran tokoh penting, dalam hal ini pimpinan KPK karena disinyalir akan menarik perhatian dengan harapan membuat masyarakat panik dan tidak aman.
Ia juga meminta berbagai pihak tak lantas mengaitkan teror bom ini dengan rangkaian kejadian lainnya, seperti peristiwa memilukan yang menimpa penyidik KPK Novel Baswedan.
"Ini peristiwa yang saya nilai sengaja menargetkan tokoh penting dengan tujuan membuat keresahan jelang Pemilu serentak. Pemerintah, dalam hal ini melalui Polri harus membuktikan diri kesiapan menangani berbagai ancaman teror yang berpotensi mengganggu keberlangsungan Pemilu serentak. Masyarakat juga kita harapkan tak serta merta menjadi panik atas peristiwa ini," tutur Sahroni.
Dalam kesempatan yang sama politisi NasDem asal Jakarta Utara ini mengapresiasi sikap KPK yang menyerahkan sepenuhnya penuntasan kasus teror bom tersebut.
Ia berharap teror terhadap pimpinan KPK yang belum diketahui motifnya ini tak lantas menyurutkan semangat komisi antirasuah tersebut untuk memerangi korupsi di Indonesia.
Peristiwa ini juga menjadi gambaran pentingnya pengamanan melekat baik terhadap pribadi maupun kediaman pimpinan lembaga negara.
"Ke depan, pengamanan terhadap pimpinan lembaga harus lebih baik," tegas Sahroni.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo hasil rekaman CCTV menggambarkan dua pelaku pelempar bom molotov di kediaman Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan mengendari motor dan menggunakan helm full face.
Polisi dipastikan Argo tengah menganalisis rekaman CCTV tersebut untuk memperoleh petunjuk siapa pelakunya.
Teror bom di rumah Laode diketahui sekitar pukul 05.30 WIB. Di lokasi terpisah, rumah Ketua KPK Agus Rahardjo di Bekasi juga diteror benda diduga bom oleh orang tidak dikenal.
Baca juga: Fahri Hamzah minta polisi bergerak cepat tangani teror bom molotov
Baca juga: DPR: usut tuntas pelemparan bom di kediaman Pimpinan KPK
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019