Kediri (ANTARA News) - Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung, Surono, menyatakan, status Waspada (Level II) Gunung Kelud menjadi heboh lantaran pemberitaan media massa. "Sebenarnya banyak gunung berapi yang berstatus Waspada, tapi hanya Gunung Kelud ini saja yang heboh karena ulah kalian. Oleh sebab itu, tolonglah kalau memberitakan jangan sampai membuat resah penduduk, kasihan mereka," katanya saat ditemui wartawan usai meninjau danau kawah Gunung Kelud di Dusun Margomulyo, Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri, Jatim, Selasa. Ia mencontohkan, Gunung Karang Etang dan Gunung Soputan, keduanya di Sulawesi Utara, yang kini berstatus Siaga (Level III) dan ratusan warga masyarakat mengungsi, beritanya tidak sampai heboh seperti Gunung Kelud. Demikian halnya beberapa gunung api lain yang berstatus Waspada, seperti Merapi di Daerah Istimewa Jogyakarta, Talang (Sumbar), Batu Taro (NTT), Anak Krakatu (Lampung), Semeru (Jatim), Dukono (Maluku Utara), Bromo (Jatim), Lokon (Sulut), Ibu (Maluku Utara), Papadayan (Jabar), dan Kerinci (Jambi), juga tidak terlalu heboh. Saat ditanya apakah karena gunung-gunung tersebut tidak berada di dekat permukiman warga seperti Gunung Kelud, Surono menegaskan bukan karena faktor itu. "Hanya kalian saja yang cenderung meramaikan pemberitaan ini. Kalau semua gunung Waspada ditafsirkan seperti itu, kesannya Indonesia ini sudah kiamat," katanya sambil berkelakar. Walau begitu, dia menyatakan, status Waspada Gunung Kelud terdapat beberapa gejala-gejala signifikan yang berbeda dengan status Waspada gunung berapi lainnya karena gunung berketinggian 1.731 meter di atas permukaan laut yang berada di wilayah perbatasan Kediri-Blitar-Malang itu sudah melewati periode terpendek letusan terakhir sejak 1990. Sementara itu Sekretaris Satlak PBP Kabupaten Blitar, Palal Ali Santoso, menyebutkan jumlah warga daerah tersebut yang berpotensi terkena dampak letusan Gunung Kelud mencapai 251.630 jiwa.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007