Jakarta (ANTARA News) - Seorang pria tak dikenal sempat menanyakan rumah Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Laode Muhammad Syarif sebelum insiden pelemparan bom molotov terjadi, Rabu dini hari.
Tetangga Laode, Arum yang sehari-hari berjualan barang kelontong, mengaku bahwa sosok pria dengan ciri-ciri kulit putih dan berpostur tegap sempat menanyakan kediaman petinggi KPK itu sekitar sebulan yang lalu.
“Orangnya putih, tetapi mukanya kurang jelas. Pakai topi, hidungnya mancung,” kata Arum saat ditemui di tokonya, Jalan Kalibata Selatan, Jakarta, Rabu.
Arum mengaku, pria misterius itu turut menanyakan nama petinggi KPK yang menghuni rumah di Jalan Kalibata Selatan No.42C itu.
“Tidak saya kasih tahu. Waktu ditanya, saya hanya bilang, iya rumahnya orang KPK. Tapi kalau namanya, saya bilang ke dia kurang tahu siapa,” terang Arum.
Gelagat mencurigakan mulai terlihat di saat ajudan Laode mendatangi toko Arum.
“Dia (pria itu) langsung kabur saat pengawalnya bapak (Laode) datang (ke warung) beli rokok,” jelas Arum.
Ia pun langsung menjelaskan ke ajudan Laode, ada seorang pria yang menanyakan rumah wakil ketua KPK itu.
Satu hari setelahnya, Arum mengaku, ia didatangi pihak kepolisian yang menanyakan ciri-ciri dari pria tersebut.
Satu bulan setelah kejadian pria misterius berlalu, dua botol kaca berisi bahan bakar dan sumbu dilempar ke arah kediaman Laode pada Rabu pukul 05.30 WIB.
Satu botol kaca yang dilempar pecah dan tidak meledak. Botol kaca kedua tidak meledak, dan tidak pecah.
Di lokasi terpisah, sebuah tas menggantung di kediaman Ketua KPK Agus Raharjo di Perumahan Graha Indah, Jatiasih, Bekasi pada Rabu pagi.
Namun, polisi menduga tas yang diduga bom itu berisi pipa-pipa tanpa unsur peledak.
Dari dua kejadian itu, pihak kepolisian masih melakukan pemeriksaan di dua lokasi tersebut.
Baca juga: Pegawai kecam teror terhadap pimpinan KPK
Baca juga: Fraksi Demokrat kutuk teror di kediaman Pimpinan KPK
Baca juga: Fahri Hamzah minta polisi bergerak cepat tangani teror bom molotov
Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019