Jakarta (ANTARA News) - Detasemen Khusus 88 Antitetor Mabes Polri dilibatkan dalam mengungkap kasus dugaan bom molotov di rumah pribadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo, di Kota Bekasi, Jawa Barat, dan rumah Wakil Ketua KPK Laode M Syarif di Kalibata, Jakarta Selatan.

"Saat ini Polda Metro Jaya membentuk tim diback-up Densus 88 akan sesegera mungkin mengungkap peristiwa di rumah Agus dan Laode," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Gedung Mabes Polri, Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan Densus 88 dilibatkan karena mempunyai pengalaman dalam mengungkap kasus terkait bahan peledak dan memiliki kompetensi yang cukup lengkap.

Densus 88 dan Tim Polda Metro Jaya kini sedang melakukan olah TKP dan memeriksa barang bukti yang ada.

Beberapa barang bukti yang ditemukan di antaranya pecahan botol yang sedang dianalisis serta bekas asap api yang sedang diperiksa di labfor. Namun Dedi Prasetyo belum berani menyimpulkan benda tersebut merupakan bom molotov atau jenis bom lain.

"Nanti tim yang membuat kesimpulan," kata dia.

Baca juga: Antasari minta KPK tidak takut teror

Ia meminta masyarakat memberikan waktu kepada tim yang sudah dibentuk untuk mengungkap kasus tersebut.

Ada pun Tim Gegana Polda Metro Jaya menyisir lingkungan di sekitar rumah pribadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo, di Kota Bekasi, Jawa Barat, Rabu pagi.

"Lingkungan kami disterilkan oleh kepolisian pukul 06.30 WIB. Saya hanya tahu ada benda yang mencurigakan menggantung di sekitar pagar rumah pak Agus (Ketua KPK)," kata tetangga Agus Raharjo, Ferry, di Bekasi.

Menurut dia, benda itu terbungkus kantong kresek hitam digantung di sekitar pagar rumah dekat garasi kediaman Agus di Perumahan Graha Indah, Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.

Benda itu pertama kali ditemukan seorang ajudan pribadi Agus Raharjo sekitar pukul 05.30 WIB saat melintas di sekitar TKP.

Baca juga: Polisi pastikan kediaman dua pimpinan KPK aman

Baca juga: Gegana sisir lingkungan rumah pribadi Ketua KPK

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019