Jakarta (ANTARA News) - Minimnya insentif segar dari dalam negeri pekan ini, mendorong para investor di Bursa Efek Jakarta (BEJ) mengambil posisi jual sepanjang perdagangan Selasa, dan berupaya mengeruk keuntungan atas kenaikan harga yang tinggi Senin kemarin. Derasnya ambil untung membuat sebagian besar saham unggulan aktif ditutup melemah sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEJ ditutup turun 23,267 poin (0,99 persen) ke posisi 2.330,363, sedangkan indeks LQ-45 terkoreksi 5,684 poin (1,14 persen) menjadi 491,327. "Para pelaku pasar sedang menghabiskan perolehan kemarin (Senin 24/9), bahkan masih minus," kata Analis Riset PT Valbury Asia Securities Krisna Dwi Setiawan, kepada ANTARA di Jakarta, Selasa. Menurut Krisna, tidak adanya berita (pendorong pasar) baru pasca penurunan suku bunga Fed Fund memicu para investor memilih merealisasikan keuntungan dari kenaikan hari sebelumnya daripada menambah portfolio. "Apalagi target kenaikan 2.350 sudah tercapai, sehingga mereka merealisasikan keuntungannya," tambahnya. Namun, lanjutnya, penurunan ini masih dalam batas wajar, sehingga penurunan ini bukanlah kepanikan pasar. Sedangkan kondisi bursa regional juga bervariasi, mungkin kondisi bursa AS yang kembali turun akibat sentimen negatif dari data-data ekonomi AS yang menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan melambat karena krisis finansial yang terjadi telah menjadi sentimen negatif perdagangan di BEJ. Kondisi ini telah membuat 142 saham di BEJ mengalami penurunan dibanding yang naik hanya 62, sedangkan 55 tidak bergerak harganya dan 137 efek tidak diperdagangkan. Turunnya indeks dipimpin aksi ambil untung beberapa saham unggulan, seperti saham Bumi Resources (BUMI), Telkom (TLKM), Astra Internasional (ASII), Bank Mandiri (BMRI) dan Astra Agro Lestari. Saham BUMI terkoreksi Rp50 menajdi Rp3.375, TLKM turun Rp150 ke posisi Rp10.800, ASII melemah Rp500 ke level Rp19.000, BMRI menurun Rp75 ke harga Rp3.450 dan AALI anjlok Rp550 menjadi Rp16.700. Volume perdagangan mencapai 5,713 miliar saham dengan nilai Rp4,105 triliun. Posisi investor asing `net sell` (jual netto) mencapai Rp86,532 miliar.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007