Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menerbitkan obligasi negara sebesar Rp6,95 triliun melalui lelang surat utang negara (SUN) seri FR0047 dan FR0048 pada 25 September 2007. Dirjen Perbendaharaan Depkeu, Herry Purnomo di Jakarta, Selasa, menyebutkan, jumlah penawaran yang masuk untuk FR0047 ("reopening") mencapai sebesar Rp6,282 triliun sementara untuk FR0048 sebesar Rp11,079 triliun. "Untuk FR0047 `yield` terendah yang masuk 9,78125 persen dan yield tertinggi sebesar 10,65625 persen, sedangkan untuk FR0048 yield terendah yang masuk sebesar 9,31250 persen dan tertinggi 10,0 persen," jelas Herry. Dari penawaran yang masuk, Menteri Keuangan menetapkan jumlah yang dimenangkan untuk FR0047 sebesar Rp3,45 triliun yang terdiri dari nominal kompetitif dimenangkan sebesar Rp3,35 triliun dan Rp100 miliar nominal nonkompetitif dimenangkan. Yield rata-rata tertimbang FR0047 sebesar 9,89996 persen, tingkat kupon 10,0 persen, jatuh tempo 15 Februari 2028, tanggal penerbitan 30 Agustus 2007, dan tanggal pembayaran kupon 15 Februari dan 15 Agustus. Sementara untuk FR0048, jumlah yang dimenangkan sebesar Rp3,5 triliun yang terdiri dari pemenang kompetitif sebesar Rp2,979 triliun dan pemenang nonkompetitif sebesar Rp521,00 miliar. Yield rata-rata tertimbang untuk FR0048 adalah 9,39966 persen, tingkat kupon 9,0 persen, tanggal jatuh tempo 15 September 2018, tanggal penerbitan 27 September 2007, dan tanggal pembayaran kupon 15 Maret dan 15 September. Sementara itu Direktur Surat Berharga Negara Ditjen Pengelolaan Utang, Bimantara Widyajala mengatakan, jumlah penawaran yang masuk cukup besar mencapai sekitar Rp17 triliun. "Kita lihat `market` sangat berminat untuk kembali ke portofolio SUN termasuk asing, sehingga kita perlu mengakomodasi dengan jumlah penerbitan yang agak besar pula," katanya. Menurut dia, biaya yang harus dikeluarkan pemerintah yang tercermin dari tingkat yield, juga masih dalam bench mark pemerintah sehingga dana tersebut menjadi sumber tambahan pembiayaan APBNP 2007. "Kita memanfaatkan momentum setelah `Fed fund rate` turun, minat ke SUN meningkat sehingga harus kita akomodasi," kata Bimantara.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007