Jakarta (ANTARA News) - PDI Perjuangan akan meluncurkan buku cerita berformat komik berisi biografi Proklamator Repubik Indonesia, Soekarno, dan akan dibagikan pada acara peringatan hari ulang tahun ke-46 PDI Perjuangan pada 10 Januari 2019.
"Buku komik ini adalah hasil karya cucu Bung Karno, M. Prananda Prabowo. Dia adalah putra kedua Megawati Soekarnoputri, Presiden RI kelima yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan," kata Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto kepada pers di Media Center Cemara, Menteng, Jakarta, Selasa.
Menurut Hasto Kristiyanto, buku komik sejarah itu adalah bagian dari upaya PDI Perjuangan dalam melaksanakan tugas sejarah demi menggelorakan semangat persatuan dan kesatuan bangsa yang dijiwai oleh nilai-nilai kebangsaan.
"Berbagai upaya untuk menggelorakan semangat, rasa cinta tanah air, itu betul-betul kami gelorakan bersama dengan baik," kata Hasto.
Komik sejarah Bung Karno itu berisi 36 halaman, dengan judul "Bung Karno Bapak Bangsa" yang disusun oleh Prananda Prabowo, yang saat ini menduduki jabatan sebagai Kepala Situation Room DPP PDI Perjuangan.
Buku cerita bergambar itu isinya menceritakan kisah hidup Bung Karno sejak lahir hingga terpilih menjadi Presiden pertama RI pada 18 Agustus 1945.
Hasto menjelaskan cerita dalam komik itu diawali dengan gambar tentang Surabaya yang menjadi kota kelahiran Soekarno pada masa kolonial. Di kota pelabuhan itulah kedua orang tua Soekarno bermukim setelah hijrah dari Bali.
Berbagai detil kisah hidup Soekarno sejak kecil disampaikan, termasuk soal sejarah pendidikannya di Eerste Inlandsche School atau Sekolah Dasar Bumiputra dan Europeesche Lagere School (ELS) di Mojokerto.
Diceritakan, pada usia 14 tahun, Soekarno sudah ditempa langsung oleh HOS Tjokroaminoto yang dikenal sebagai guru dari para pendiri bangsa. Dua tahun kemudian, Soekarno sudah bergabung dengan Tri Koro Dharmo yang menjadi embrio organisasi kepemudaan Jong Java.
Soekarno pula yang memperkenalkan sebutan peci saat pertemuan Jong Java di Surakarta pada 1921. Istilah peci diambil dari petje dalam bahasa Belanda yang artinya kopiah atau topi kecil.
Komik juga mengisahkan soal masa kuliah Bung Karno di Technische Hooge School yang menjadi cikal bakal Institut Teknologi Bandung (ITB).
Di masa itu Bung Karno mengenal tokoh-tokoh lain seperti Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusomo, dan lainnya.
Kisah hidup Soekarno memulai aktivitas politik kepartaian juga diceritakan, termasuk bagaimana Soekarno harus menghadapi proses hukum di Pengadilan Kolonial Hindia Belanda, termasuk kisah pengasingannya serta pergulatan pemikirannya.
Setelah lepas dari pengasingan, diceritakan Soekarno semakin mengobarkan perlawanan rakyat. Bersama Hatta, Soekarno mempersiapkan kemerdekaan Indonesia dengan berbagai strategi.
Ikhtiar Soekarno dan kawan-kawannya membuahkan hasil. Soekarno memanfaatkan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) bentukan Jepang guna membulatkan tekad untuk merdeka.
Dalam sidang BPUPKI pada 1 Juni 1945, Soekarno memperkenalkan Pancasila. Kemudian, hasil penggaliannya tentang Pancasila itu yang akhirnya masuk dalam Pembukaan UUD 1945.
Akhirnya pada 17 Agustus 1945, Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di hadapan sekitar 300 orang di Jakarta.
Sehari kemudian sidang PPKI mendaulat Soekarno sebagai presiden, sedangkan Bung Hatta sebagai wakilnya.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2019