"Persiapan berupa latihan demi latihan sudah saya lakukan selama dua bulan. Pelatihan kali ini lebih berat dibandingkan saat Asian Para Games 2018," kata Fadli di Jakarta International Velodrome, Jakarta Timur, Senin.
Lebih lanjut, dia pun mengakui kejuaraan balap sepeda tingkat Asia tersebut sangat penting, mengingat belum ada satu pun poin yang dimilikinya sebagai bekal mengikuti Paralimpiade 2020 Tokyo, Jepang.
"Kejuaraan ini (ATC 2019) sangat penting bagi saya, karena saya belum mempunyai poin sama sekali untuk bisa mengikuti Paralimpiade 2020. Saya akan fokus dan berjuang keras," ujar Fadli.
Pria berusia 34 tahun itu juga mengaku percaya diri mengikuti kejuaraan ATC 2019 meskipun tercatat hanya ada empat negara yang berpartisipasi di nomor paracycling.
"Pesertanya cuma empat negara, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia dan India. Tapi tidak apa-apa. Saya tetap akan berusaha untuk meraih poin perdana saya menuju Paralimpiade 2020," tutur Fadli.
Selain ATC 2019, dia berencana mengikuti beberapa kejuaraan lain sepanjang tahun ini guna mengumpulkan poin menuju Paralimpiade 2020 di Negeri Matahari Terbit itu.
Sementara itu, manajer tim nasional balap sepeda Indonesia Budi Saputra mengungkapkan walaupun persiapan yang dilakukan oleh Fadli untuk menghadapi ATC 2019 terbilang terlambat, dia tetap berharap hasilnya akan maksimal.
"Persiapannya memang agak terlambat. Tapi semua program latihan tetap dijalani dan ada peningkatan. Semoga prestasinya di ATC nanti bisa maksimal," kata Budi. Baca juga: Peserta Asian Track Championship 2019 lebihi target
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2019