Tulungagung, Jawa Timur (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Trenggalek menjalankan secara berlanjut memberikan pelatihan mitigasi bencana bagi warga, termasuk melatih sekitar 180 kader tanggap tsunami di 13 desa yang ada di tiga kecamatan kawasan pesisir.
"Pelatihan untuk kader tanggap tsunami bertahap sudah dilakukan sejak 2013 dan masih berlanjut," kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Trenggalek Triadi Atmono di Trenggalek, Senin.
"Semua desa yang terdampak tsunami itu letaknya di tepi laut, sehingga kami selalu memberi imbauan kepada masyarakatnya agar terus waspada," katanya.
Triadi menjelaskan bahwa setiap kecamatan di wilayah pesisir Trenggalek memiliki sekitar 60 kader tanggap tsunami (katsunami), dan masing-masing kader membentuk kelompok mitigas bencana.
Kelompok-kelompok mitigasi bencana tersebut, menurut dia, akan menyampaikan informasi mengenai mitigasi bencana kepada warga.
"Gladi lapangan atau simulasi akan terjadinya tsunami sudah kami lakukan, seperti yang dilakukan pada 2016, di wilayah Kecamatan Watulimo," ujarnya tentang simulasi tanggap bencana yang diikuti 1.000 orang lebih.
Triadi mengemukakan pelatihan mitigasi bencana dan simulasi tanggap tsunami diharapkan bisa meningkatkan pemahaman warga mengenai mitigasi, kesiagaan menghadapi bencana, serta evakuasi saat bencana.
"Di tempat itu telah dipasang rambu-rambu jalur evakuasi sebagai petunjuk jika bencana datang. Tidak ketinggalan kami juga telah melakukan pencegahan secara dini dengan penanaman pohon mangrove untuk memecah gelombang yang datang," katanya.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Trenggalek memiliki 13 desa di tepi pantai yang berisiko terdampak bencana kalau tsunami datang.
Desa-desa pesisir yang dinilai rawan bencana meliputi desa Ngulungwetan, Ngulungkulon, Craken, Masaran, Munjungan, Tawing, dan Bendoroto di Kecamatan Munjungan; desa Nglebeng, Wonocoyo, dan Besuki di Kecamatan Panggul; serta desa Karanggandu, Prigi, dan Tasikmadu di Kecamatan Watulimo.
Baca juga:
Aceh Barat-Jepang kerja sama mitigasi bencana
Pendidikan mitigasi kurangi risiko korban jiwa
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019