"Molor karena teknis dan faktor alam," katanya yang menyebut saat ini proses pembangunan Bendungan Tugu masih sekitar 35 persen dari rencana.
"Karena pelaksanaan pembebasan lahan yang sedikit susah itu, jauh-jauh hari kami sudah memprediksi proses pembangunannya akan molor dari estimasi sebelumnya, yaitu 2017," katanya.
Kendati demikian, pemerintah akan terus berusaha dan berkomitmen untuk menyingkat waktu pengerjakan mega proyek tersebut, agar waktu penyelesaiannya tidak terjadi rentang waktu yang lama dengan pembangunan Bendungan Bendo di wilayah Kabupaten Ponorogo, yang saat ini pembangunannya sudah mencapai 75 persen.
"Semoga saja proses pembangunannya cepat selesai, sehingga manfaatnya dapat segera dirasakan masyarakat Trenggalek dan sekitarnya," katanya.
Dengan molornya waktu pelaksanaan tersebut, membuat anggaran pembangunan Bendungan Tugu juga melonjak lebih dari Rp1 triliun.
Jumlah tersebut dua kali lipat dari rencana awal yang hanya berkisar di angka Rp500 miliar saja.
Jika proyek di perbatasan antara Kabupaten Trenggalek dengan Ponorogo tersebut selesai, akan mampu mengurangi 50 persen potensi banjir di wilayah Trenggalek kota dan cadangan airnya mampu mengairi puluhan ribu hektare area persawahan di wilayah Trenggalek dan Tulungagung.
Sedangkan proses pembangunan Bendungan Tugu, sendiri telah dilakukan selama hampir lima tahun terakhir sejak era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Sedangkan pada awal masa pemerintahan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sempat melakukan peninjauan langsung, dan menargetkan proyek tersebut akan selesai pada tahun 2017.
Baca juga: Presiden katakan pembangunan Bendungan Bendo Ponorogo capai 70-an persen
Baca juga: Satu bendungan lagi siap dibangun di Belu-NTT
Baca juga: Bendungan Logung Kudus siap beroperasi
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019