Dalam film "Lagi-Lagi Ateng", Soleh berperan sebagai Iskak. Meski ini bukan film biopik, Soleh tetap harus mengikuti gestur asli dari Iskak.
Kesulitan pertama yang dihadapi oleh Soleh adalah menghilangkan logat Sunda. Sebab, di sini Iskak digambarkan sebagai orang Jawa. Sedangkan Soleh sangat kental logat Sundanya.
"Saya sadar, saya belum terlalu banyak pengalaman aktingnya. Di film-film sebelumnya saya tidak pernah menjadi orang lain, baru di film ini saya jadi orang lain. Di film sebelumnya gak pernah ada pakem dari director buat memerankan adegannya. Di sini saya dikasih pakem, itu tantangan terbesar nomor satu. Kalau tidak hilang minimal ditekan saja. Jangan sampai terlalu dominan," ujar Soleh saat berbincang dalam pemutaran perdana film "Lagi-Lagi Ateng" di Jakarta, Senin.
Baca juga: Soleh Solihun belum bosan main film komedi
Tantangan kedua yang harus dijalani oleh Soleh adalah nembang (menyanyi seperti sinden). Padahal menurutnya, bernyanyi saja dia tidak bisa.
"Kalau akting mungkin bisa berlatih, tapi saya dari dulu susah nyanyi. Nah ini saya suruh nembang. Nembang itu kan kesulitannya lebih tinggi dari nyanyi sedangkan almarhum Iskak beneran jago nembang nari dan nyanyi," kata Soleh.
"Saya banyak PR harus ngilangin logat Sunda, harus ada logat Jawanya, harus gestur Iskak juga, mikirin nari, nembang. Saya belum pernah sedeg-degan ini ketika syuting karena bukan penyanyi dan sinden jadi mikir," lanjutnya.
Baca juga: Soleh Solihun ketagihan jadi sutradara
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019