Huntington Beach (ANTARA News) - Suatu tengah hari di Kalifornia Selatan matahari September bersinar dan angin sejuk berembus dari Lautan Pasifik di kawasan tepi pantai selatan Los Angeles ini. Tapi cuaca yang menyenangkan itu tidak menjadi perhatian Juergen Klinsmann. Perhatiannya tertuju kepada sesuatu yang terjadi jauh dari negara yang ditinggalinya - pertandingan Liga Champion yang digelar petang hari di Eropa dan ditayangkan langsung di televisi bar hotel setempat. Mantan pelatih Jerman itu tidak hanya sekedar tengah menyaksikan pertandingan antara Manchester United dan Sporting Lisbon; dia dengan serius membuat catatan saat mempelajari gerakan dan bahasa tubuh para pemain. Dia terlihat seperti seorang pelatih yang mengumpulkan informasi untuk membantu persiapan timnya sendiri untuk menghadapi klub pekan depan. Untuk sementara, Klinsmann masih istirahat dari manajemen sepak bola, tapi itu mungkin tidak akan berlangsung lama lagi. "Saya ingin kembali (melatih)," kata Klinsmann dalam wawancara dengan Reuters setelah pertandingan tingkat grup yang berakhir kemenangan 1-0 untuk United. "Jika terbuka peluang yang tepat, kesempatan bekerjasama dengan orang-orang dan situasi yang tepat dan dengan alasan yang tepat, kemudian saya akan kembali ke sepak bola. Tapi hal itu belum terjadi," katanya. Klinsmann, (43), saat ini mungkin merupakan salah seorang pelatih terkenal di dunia yang tengah menganggur. Namanya sering disebut-sebut bila berlangsung pertandingan besar. Pahlawan nasional Selaku pelatih Jerman, saat dia bolak-balik antara Kalifornia dan Eropa, dia memulai dari seorang baru yang membuat federasi Jerman gugup pada waktu dia menerapkan metode ortodoks untuk menjadi pahlawan nasional dan pelatih berkelas tinggi, yang berhasil membawa timnya ke posisi ketiga pada Piala Dunia 2006. Usai turnamen dia memutuskan untuk lengser dan kembali ke Kalifornia. Dia ingin istirahat setelah dua tahun melelahkan dimana dia membangun kembali tim yang merana di Euro 2004. Gaya permainan menyerang Klinsmann, memanfaatkan pelatih kebugaran dan tim psikolog, memasukkan para pemain muda yang relatif belum terruji di tingkat internasional, pendekatan manajemen nodernnya dan komitmennya terhadap pengembangan pribadi pemainnya diluar lapangan, ketika itu diterima dengan skeptis. Metode itu kemudian digunakan banyak klub Bundesliga dan bahkan lawan-lawan Klinsmann terdahulu mengakui bahwa rekor Jerman 12 kali imbang 1-1 dibawah penggantinya Joachim Loew setidaknya merupakan bagian dari apa yang telah dirintis Klinsmann. Sejak dia lengser, nama Klinsmann sering disebut-sebut ketika kesempatan terbuka. Dia menjadi pilihan utama bagi Amerika Serikat dan disebut-sebut sebagai calon untuk Australia, Meksiko dan Austria, demikian pula Chelsea, Tottenham Hotspur dan Los Angeles Galaxy. Klinsmann tak ingin menanggapi laporan dan rumor itu dengan mengatakan belum ada sesuatu yang konkret dan dia akan menunggu datangnya jabatan yang tepat, meski dia rindu untuk bertugas dengan para pemain. "Bertugas sebagai pelatih Jerman amat luarbiasa bagi saya dan setelah mengisi baterai saya jelas ada keinginan untuk kembali. Saya banyak menikmati saat melatih dan bekerja dengan para pemain dan membantu mereka untuk pengembangan selanjutnya dan meningkatkan kemampuan mereka," katanya. "Keinginan untuk menjadikan tiap pemain menjadi lebih baik selaku individu serta dalam tim merupakan sesuatu yang istimerwa bagi saya. Itu yang Anda rindukan. Dari segi ini, tidak masalah apakah Anda melatih tim nasional atau klub. Peluang tepat Ada beberapa tawaran, katanya. "Itu akan tergantung pada klub, lingkungan dan kecocokan keluarga saya. Tapi tak ada alasan untuk meniadakan kemungkinan melatih klub." Akan tetapi itu tidak penting. "Dunia tidak akan kiamat jika peluang dan cara yang tepat itu tidak diperoleh," kata Klinsmann, yang pernah bermain di Italia, Inggris, liga Prancis dan Jerman dan mampu berbucara menggunakan empat bahasa. "Saya tidak tertekan untuk memulai pada suatu tempat dimana pun." Di samping lebih banyak bersama keluarga, Klinsmann tetap sibuk, melatih dua tahun beruntun, belajar bahasa Spanyol, menghadiri seminar pelatihan dan kepemimpinan, bekerja di perusahaan konsultan yang bermarkas di Amerika Serikat dan tetap berhubungan akrab dengan pelatih dari seluruh dunia. Dia juga banyak menonton pertandingan melalui televisi satelit. "Saya merasa banyak berhubungan dengan apa yang terjadi dalam sepak bola. Saya tepap kontak dengan banyak pelatih lainnya di Eropa dan Amerika Selatan dan kami bicara tenbtang tren baru dan masdalah-masalah lainnya yang ada kaitannya dengan keberhasilan dalam pertandingan," katanya. Klinsmann, yang juga berpeluang melakukan operasi lutut dan punggung yang sudah lama tertunda tahun ini mengatakan, dia yakin cepat atau lambat jabatan yang pas itu akan muncul. "Saya sudah mengatasi beberapa cedera lama dan kini di puncak kebugaran," katanya, "Saya siap menghadapi tantangan berikutnya." (*)
Copyright © ANTARA 2007