Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Anung Sugihantono di Jakarta, Senin, mengatakan cakupan imunisasi campak rubella di Pulau Jawa pada 2017 mencapai 100 persen, sementara capaian imunisasi di luar Pulau Jawa 72,70 persen.
"Di luar Jawa yang di atas 95 persen itu ada 256 kabupaten kota, 71 kabupaten kota di bawah 50 persen. Yang paling rendah adalah Provinsi Aceh sampai sekarang," kata Anung.
Dia menyebut rata-rata capaian imunisasi di seluruh Indonesia tersebut masih akan bergerak dinamis di mana hingga saat ini masih ada laporan cakupan yang masuk dari berbagai daerah.
Anung menyampaikan capaian 87 persen cakupan imunisasi campak rubella selama dua tahun Indonesia mendapat apresiasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) meski belum mencapai yang ditargetkan sebesar 95 persen.
Dari pelaksanaan kampanye imunisasi campak rubella selama dua tahun dilaporkan telah terjadi 100 Kejadian Ikutan Pascaimunisasi (KIPI). Namun, Anung menegaskan 66 persen dari 100 KIPI tersebut merupakan kebetulan dan hampir tidak ada laporan yang menyatakan kasus terkait aspek keamanan, manfaat, dan kualitas vaksin.
"Memang ada suatu kejadian di Papua, namun bukan karena vaksin tapi karena memang ada komponen lain yang jadi satu kesatuan di sana. Disimpulkan bukan kesalahan prosedur, tapi masuk bagian dari reaksi suntikan," kata dia.
Untuk selanjutnya, imunisasi campak dan rubella akan masuk dalam daftar imunisasi daftar lengkap yang sudah terjadwal secara rutin. Pemerintah menargetkan cakupan imunisasi dasar lengkap mencapai 95 persen pada akhir 2019.*
Baca juga: Riau "jaring" anak-anak yang belum imunisasi MR
Baca juga: Cakupan imunisasi campak-rubella Mimika baru 66 persen
Baca juga: Pemerintah petakan daerah yang belum tercakup imunisasi MR
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019