Hyderabad (ANTARA News) - Badan luar angkasa Amerika Serikat (NASA) berencana mendaratkan manusia di Mars paling lambat tahun 2037, ungkap kepala badan tersebut, Michael Griffin, Senin. Griffin mengingatkan bahwa tahun ini adalah setengah abad zaman luar angkasa, yang dimulai dengan peluncuran Sputnik-1 oleh Uni Soviet pada Oktober 1957. "Pada 2057, bertepatan dengan 100 tahun zaman luar angkasa, kita akan merayakan HUT ke-20 tibanya manusia di bulan," kata Griffin dalam kongres internasional astronautika di Hyderabad, India, saat dia menjelaskan tujuan-tujuan NASA di masa mendatang. Stasiun luar angkasa internasional yang sedang dibangun di orbit dan direncanakan selesai pada 2010, akan merupakan "tumpuan kaki di luar angkasa" dan dari tempat itu, manusia dapat melakukan perjalanan ke bulan lalu ke Mars, kata Griffin dikutip AFP. "Kami sedang mencari tahu untuk membangun peradaban di bulan dan Mars bagi hari esok dan seterusnya," kata Griffin. Presiden George W. Bush pada 2004 mengumumkan rencana ambisius AS untuk kembali mendarat di bulan paling lambat pada 2020 dan menggunakan hal itu sebagai batu loncatan untuk misi manusia ke Mars dan lainnya. Wahana luar angkasa milik NASA, Phoenix, dijadwalkan mendarat pada tahun depan di Mars utara untuk menentukan jika Planet Merah itu dapat mendukung kehidupan. Wahana lainnya yaitu Opportunity dan Spirit pada bulan ini melanjutkan misi mereka selama tiga tahun setelah selamat dari badai debu yang hampir merusak kedua robot kembar itu. Kedua penjelajah itu dalam posisi "hibernation mode" sejak Juli untuk menghemat tenaga karena badai gurun telah menutup panel-panel solar sehingga mengganggu kemampuan mereka dalam menyerap energi matahari. Misi ke bulan dan Mars merupakan agenda utama bagi dua ribu ilmuwan luar angkasa, astronot dan pabrik satelit serta perusahaan jasa peluncuran yang berkumpul di Hyderabad. NASA segera mengirim serangkaian misi robotik ke bulan mulai tahun depan untuk persiapan bagi pesawat-pesawat luar angkasa masa yang akan datang serta melakukan penelitian dampak atas perjalanan luar angkasa yang lama terhadap manusia.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007