"31 korban meninggal dunia semuanya sudah berhasil teridentifikasi oleh petugas medis," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers di Jakarta, Minggu.
Dari 100 orang terdampak longsor, tim SAR gabungan telah menemukan 64 orang selamat, 31 orang meninggal dunia, 2 orang hilang dan masih dalam pencarian, dan 3 orang luka. Dari 3 orang luka tersebut 1 orang luka berat masih dirawat di RS Pelabuhan Ratu dan 2 orang lainnya sudah diperbolehkan pulang.
Tim SAR gabungan yang dikoordinir Basarnas dibantu oleh TNI, Polri, BPBD, SKPD, PMI, Tagana, NGO, relawan dan masyarakat terus melakukan pencarian korban sejak kejadian longsor pada 31 Desember 2018 sore.
Kabupaten Sukabumi tercatat sebagai wilayah yang rawan longsor. Selama 10 tahun terakhir telah terjadi 132 kali longsor di Sukabumi dengan beberapa kejadian diantaranya menimbulkan korban jiwa dan kerusakan bangunan.
Misalnya longsor di Kecamatan Cireunghas pada 28 Maret 2015 yang menyebabkan 12 orang meninggal dunia, 293 orang terdampak, dan 11 rumah rusak.
Di sisi lain, Sutopo menambahkan, mitigasi longsor masih memerlukan banyak perhatian baik mitigasi struktural seperti penguatan tebing, pemasangan sistem peringatan dini longsor, penghijauan dan lainnya, juga mitigasi non struktural seperti pemetaan, sosialisasi, tata ruang, pendidikan kebencanaan, gladi dan lainnya.
"Puncak musim penghujan sebagian besar wilayah Indonesia adalah Januari hingga Februari. Masyarakat dihimbau untuk selalu meningkatkan kewaspadaannya," pesannya.
Baca juga: 11 jenazah korban longsor Cisolok teridentifikasi
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019