Jakarta (ANTARA News) - Kondisi bayi kembar siam, Yesa-Yesi, yang masih dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), saat ini dalam keadaan berbeda dengan Yesa kritis diduga akibat gangguan pernafasan, sementara Yesi stabil. Bayi Yesi sudah sejak 18 hari lalu dalam kondisi kritis dan Yesa sejak empat hari lalu, namun Yesi saat ini sudah mulai stabil. Keduanya sudah dipisahkan melalui operasi pemisahan 21 Agustus lalu. Kepala Pusat Jantung Terpadu (PJT) RSCM, dr Fathema Djan, di Jakarta, Senin, mengatakan pada bayi Yesa saat ini sudah dipasang alat "Vasudilator" untuk membantu paru-parunya. "Penyebabnya sendiri akibat tekanan pada jantung dan paru-paru atau lebih dikenal dengan nama Hipertensi Pulmonal yang merupakan bawaan dari lahir," katanya. Sementara itu, ayah dari bayi kembar siam itu, Muhammad Yunus (28), mengatakan kondisi berat badan anaknya untuk Yesi 5,3 kilogram dan Yesa 5,1 kilogram. "Saat ini, pihak medis tengah menangani kondisi kesehatan Yesa-Yesi," katanya. Ia juga mengatakan biaya yang sudah dikeluarkan untuk operasi Yesa-Yesi dan perawatannya mencapai Rp617 juta yang berasal dari Askeskin dan dana dari keluarga besar Bupati Musi Banyu Asin. Bayi kembar siam tersebut lahir pada 1 September 2006 dari pasangan Muhammad Yunus (28) dan Erdiana (28) di RS Muhammad Husein, Palembang, Sumatera Selatan.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007