Kediri (ANTARA News) - Tim sepakbola yang dikelola Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, Persik, ditawarkan kepada pihak swasta dengan harga cukup fantastik, yakni sebesar Rp100 miliar. "Kalau ada pihak yang berminat, Persik kami lepas dengan harga penawaran Rp100 miliar," kata Manajer Persik HA Maschut saat ditemui di Stadion Brawijaya, Kediri, Senin petang. Walikota Kediri itu menilai harga senilai Rp100 miliar itu sudah wajar, lantaran selama keikutsertannya di ajang kompetisi Divisi Utama sejak 2003, Persik telah berhasil menjadi juara dua kali, yakni pada musim kompetisi tahun Divisi Utama Ligina IX 2003 dan Ligina XII 2006. "Harga itu masih bisa dinegosiasikan, tergantung keinginan beberapa pengurus dan warga masyarakat Kota Kediri," kata Maschut yang menjabat manajer menggantikan menantunya, Iwan Budianto, itu. Namun demikian, dia berharap agar yang membeli Persik nanti adalah warga masyarakat Kota Kediri atau pengusaha yang berasal dari daerah itu. "Kalau yang membeli orang sini, maka kemungkinan besar Persik tetap berada di Kota Kediri," katanya di sela-sela mendampingi Harianto dan kawan-kawan melakukan latihan perdana. Ia sendiri mengaku, masih menginginkan tim sepakbola berjuluk "Macan Putih" itu tidak berpindah ke daerah lain seperti yang sudah terjadi pada tim sepakbola lain yang telah dijual. Niat untuk menjual Persik itu tidak terlepas dari adanya kebijakan pemerintah pusat yang melarang tim sepakbola menerima dana dari APBD secara terus-menerus. Menanggapi penundaan jadwal kompetisi karena adanya persiapan Timnas PSSI di ajang Pra Piala Dunia, Maschut secara tegas menolaknya. "Kami tidak ingin kompetisi ditunda-tunda terus, kalau bisa kompetisi selesai paling lambat bulan Desember mendatang," kata mantan manajer tim sepakbola Jatim di ajang PON 2004 Palembang, Sumatera Selatan itu. Menurut dia, kalau kompetisi ditunda, maka biaya yang dikeluarkan akan terus bertambah, padahal sampai sekarang Persik masih mengalami persoalan pendanaan. Sementara itu dalam latihan perdana di Stadion Brawijaya, Senin petang, Pelatih Persik Daniel Roekito memberikan menu latihan relatif lebih ringan untuk memulihkan kondisi para pemain setelah libur selama sepuluh hari. "Sore ini anak-anak kami beri menu latihan ringan saja, karena banyak diantara mereka yang menjalankan ibadah puasa," kata pelatih asal Semarang, Jawa Tengah itu. Dalam latihan tersebut, pemain belakang Peter Lipede Rotimi tidak tampak terlihat bersama rekan-rekannya lantaran sedang mengurus perpanjangan paspor dan kelengkapan administrasi lainnya di negara asalnya, Nigeria.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007