Herat (ANTARA News) - Tiga orang Afgan anggota perusahaan keamanan Amerika Serikat (AS) tewas akibat serangan pejuang Taliban di Afganistan barat dan 10 lagi hilang, kata pejabat setempat, Senin. Serangan atas iringan perusahaan swasta di propinsi Farah pada Minggu malam itu diikuti bakutembak antara pejuang dengan pengawal tersebut, kata pejabat. "Taliban menyerang iringan itu, menewaskan tiga pengawal dari perusahaan tersebut dan 10 lagi hilang," kata kepala polisi Farah Abdul Rahman Sarjang kepada wartawan. Tapi, pejabat propinsi, yang berbicara dengan syarat tak dikenali, mengatakan kepada kantor berita Inggris (Reuters) bahwa 13 pengawal tewas akibat serangan tersebut. Kepala polisi Sarjang menyatakan, 21 pejuang Taliban tewas akibat bentrok itu. Taliban tidak dapat dihubungi untuk dimintai tanggapan. Pada masa sebelumnya, mereka membantah kematian seperti dilaporkan tentara Afgan dan asing serta menyebutnya propaganda. Kekerasan meningkat dalam 19 bulan terahir di Afganistan, masa paling berdarah sejak pasukan pimpinan Amerika Serikat menggulingkan pemerintah Taliban pada 2001. Enam orang Afgan bersenjata, yang disewa pasukan pimpinan Amerika Serikat, awal September tewas akibat ledakan ranjau di Afganistan timur. Keenamnya, yang bekerja untuk pasukan gabungan itu untuk memerangi gerakan Taliban, tewas di propinsi Kunar, yang berbatasan dengan Pakistan, kata komandan polisi Abdul Sabour Allahyar. "Ranjau di bawah kendaraan mereka meledak," kata Allahyar, dengan menambahkan bahwa empat anggota lain perlawanan rakyat cedera akibat ledakan itu. Ia menuduh serangan tersebut dilakukan pejuang Taliban. Kunar dilanda serangkaian kekerasan, yang menewaskan 15 warga pada pekan lalu. Pada awal Desember 2006, seorang penyerang bom bunuh diri meledakkan dirinya di depan sebuah perusahaan keamanan swasta Amerika di kota Kandahar, Afghanistan selatan, menewaskan sedikitnya lima orang Afghanistan dan tiga warga AS. korban itu mencakup kepala keamanan di Kandahar dan provinsi Herat, Afghanistan barat, untuk perusahaan keamanan Penyelidikan dan Perlindungan Amerika Serikat (USPI). Orang Afganistan tewas itu juga bekerja untuk perusahaan keamanan tersebut. USPI, yang berpusat di Teksas, antara lain terlibat dalam kegiatan pengamanan tempat pembangunan di Kandahar. Pada ahir Agustus, 10 orang Afgan pengawal pembawa perbekalan bagi pasukan asing di Afganistan tewas akibat serangan pejuang Taliban. Taliban memimpin perlawanan berdarah melawan pamerintah dukungan Amerika Serikat Presiden Hamid Karzai dan pasukan asing serta yang bekerja untuk mereka. Perlawanan itu meningkat dua tahun terahir, yang menewaskan ribuan orang, tapi sebagian besar dari kelompok perlawanan. Sementara itu, di Farah, tetua suku hari Senin bergabung dengan pasukan Afgan untuk melacak dua tentara Italia, yang hilang dari daerah dekatnya, Herat, dan diduga diculik. Farah terletak di dekat perbatasan dengan Iran dan Taliban semakin giat beberapa bulan terahir. Daerah itu juga menjadi jalur utama perdagangan gelap candu Afganistan. Italia menempatkan 600 tentara dalam persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO di kota Herat dan sekitar 2.200 serdadu di seluruh Afganistan. Pada Minggu, satu tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) tewas akibat tembakan senjata genggam di Afganistan timur, kata pernyataan gabungan itu. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007