Serang (ANTARA News) - Bencana tsunami yang menerjang sepanjang pantai di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang, Provinsi Banten, pada Sabtu (22/12) malam, tidak hanya mengakibatkan ratusan orang meninggal dunia, ribuan orang luka-luka berat, tetapi juga ratusan kepala keluarga kehilangan tempat tinggal.
Kepala Bidang Aplikasi Informatika dan Komunikasi Publik Diskominfo Banten, Amal Herawan Budhi menyebutkan 302 orang meninggal dunia akibat bencana tsunami di sepanjang pesisir pantai Pandeglang, 718 orang mengalami luka-luka, 238 orang dinyatakan hilang, dan 11.361 orang berada di pengungsian .
Kemudian kerugian material sebanyak 586 rumah rusak berat, 69 kendaraan roda 4 (empat) serta 38 kendaraan roda 2 (dua) rusak, serta 9 hotel rusak berat.
Bagi warga yang kehilangan rumahnya tentu tidak ada lagi yang dapat diperbuat selain tinggal di tempat pengungsian yang didirikan oleh Pemerintah Kabupaten Pandeglang dan Pemerintah Kabupaten Serang, dan sejumlah elemen lainnya, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Seberapa lama mereka harus tinggal di tempat pengungsian tersebut. Hanya dapat ditentukan bila pemerintah telah menetapkan kapan dan dimana akan dibangun rumah permanen. Kalau belum bisa membangun rumah permanen karena butuh waktu untuk mencari lokasi yang tepat, maka mendirikan hunian sementara solusi yang tepat untuk jangka pendek.
Langkah yang sejalan pula apa yang disampaikan Menteri BUMN Rini Soemarno saat berkunjung ke pos pengungsian di Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang, beberapa hari lalu, bahwa pihaknya segera membangun hunian sementara, setelah melihat kondisi rumah yang hancur dan rusak parah.
"Kami berharap hunian sementara itu bisa ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat dan Banten sebelum membangun rumah tetap," katanya.
Kepada pengelola BUMN, menteri mendorong BUMN tersebut untuk bersedia membangun hunian sementara di daerah terdampak bencana tsunami.
"Selama ini sudah ada bantuan alat berat, BBM, dan elpiji. Namun juga yang utama adalah bagaimana menyiapkan hunian sementara di mana tersedia MCK dan air bersih sehingga masyarakat bisa beraktivitas normal," kata Rini ketika meninjau Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten.
Pembangunan hunian sementara bukan untuk kali pertama dilakukan oleh para BUMN di wilayah bencana. Hal serupa juga dilaksanakan di musibah bencana gempa bumi di Lombok dan Palu.
Tsunami Selat Sunda Sudah 14 hari berlalu, beberapa BUMN secara gotong royong telah merealisasikan membangun 100 unit hunian sementara di Kecamatan Sumur.
Menurut Rini, mendirikan hunian sementara tidak kalah penting disamping bantuan sembako dan logistik lainnya. Namun hunian sementara itu membutuhkan lahan yang luas.
Oleh karena itu ia meminta bupati setempat dapat segera menentukan lahan yang letaknya strategis dan luas, sementara camat dan para kepala desa agar mendata pengungsi yang tepat agar bantuan dan pembangunan hunian sementara dapat tepat sasaran.
Lokasi Strategis
Bupati Pandeglang Irna Narulita mengapresiasi kemauan Menteri BUMN Rini Soemarno membangun hunian sementara untuk korban tsunami yang rumahnya rusak berat.
"Kami tentu sangat terbantu dengan adanya pembangunan hunian sementara itu," kata Irna yang menyebutkan korban tsunami masih banyak yang tinggal di pengungsian-pengungsian. Mereka sudah tidak memiliki rumah akibat diterjang gelombang tsunami.
Apabila mereka tinggal di pengungsian secara berkepanjangan, tentu bisa menimbulkan permasalahan sosial dan ekonomi, kata Irna seraya menyebutkan tidak kurang 17.200 jiwa masih mengungsi yang rumahnya rusak berat hingga sedang.
Irna juga berjanji akan mencarikan lokasi yang strategis untuk mendirikan tempat hunian sementara, bahkan Pemerintah Provinsi Banten menyatakan siap merelokasi pascabencana tsunami di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang agar korban tsunami memiliki kehidupan layak juga jauh dari ancaman bencana alam.
"Kami minta pemerintah Pandeglang dan Serang segera menyiapkan berapa jumlah kerusakan rumah juga jiwa yang terdampak tsunami itu," kata Gubernur Banten Wahidin Halim saat memimpin Rapat Koordinasi Penanggulangan Bencana Tsunami Banten di Labuan, Pandeglang, Kamis (3/1).
Relokasi salah satu solusi yang tepat untuk menanggulangi masyarakat yang terdampak bencana tsunami agar tidak berkepanjangan.
Mengingat mayoritas para pengungsi itu berprofesi nelayan, maka warga pada umumnya meminta relokasi tidak jauh dari lokasi tempat ia mencari nafkah sebagai nelayan.
Gubernur mengaku bahwa pihaknya belum mempunyai data akurat berapa jumlah warga yang terdampak tsunami rumahnya rusak berat, sehingga belum bisa memastikan berapa unit rumah yang akan dibangun yang rencananya letaknya tidak jauh dari pesisir pantai tersebut.
"Kemungkinan relokasi di tanah yang tidak garap, namun untuk memastikannya kami akan melibatkan Badan Pertanahan Nasional (BPN)," kata Gubernur.
Musibah bencana tsunami Selat Sunda yang telah menyebabkan ratusan orang kehilangan rumah, atau walaupun rumahnya masih ada tapi sudah tidak layak lagi dihuni karena rusak parah.
Masyrakat yang menjadi korban sudah barang tentu mereka sangat mengharapkan rumahnya dibangun kembali, yang tentu bukan hanya tugas pemerintah saja, tetapi semua elemen masyarakat yang peduli terhadap musibah, termasuk bantuan dalam bentuk makanan, minuman dan logistik lainnya.
Perusahaan BUMN telah memberikan bantuan seperti PT Jasa Raharja mengirimkan sembako dan selimut, PT KAI, begitu juga
pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota dan sejumlah perusahaan swasta lainnya sudah dan akan memberikan bantuan.
Hampir seluruh perusahaan BUMN turut memberi bantuan yang ditunjuk oleh Kementerian BUMN sebagai koordinator PTPN III ditunjuk sebagai koordinator bantuan di Lampung, sedangkan Krakatau Steel bertindak sebagai koordinator bantuan di Banten.
Bantuan-bantuan tersebut berasal dari sinergi BUMN antara PT Pupuk Indonesia (Persero), PT Jasa Raharja (Persero), PT Pindad (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Hutama Karya (Persero) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, serta Perum LKBN Antara.
Kemudian, PT Bio Farma (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero), PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, PT Waskita Karya (Persero) Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
Jumlah bantuan pun akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya BUMN yang berpartisipasi dalam penyaluran bantuan tersebut, kata Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno .
Baca juga: Warga korban tsunami bersyukur terima bantuan dari BUMN
Baca juga: 25 BUMN bantu korban tsunami senilai Rp5 miliar
Pewarta: Ridwan Chaidir
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019