Jakarta (ANTARA News/Reuters) - Berikut kronologi Perang Gaza sejak gencatan senjata Hamas - Israel di Jalur Gaza berakhir bulan lalu. 14 Desember 2008: Pemimpin Hamas Khaled Meshaal mengatakan kelompoknya tidak akan memperbarui gencatan senjata enam bulan dengan Israel. 18 Desember 2008: Hamas mengumumkan berakhirnya gencatan senjata yang sebenarnya akan berakhir sehari mendatang, ditandai dengan meningkatnya pertempuran lintas batas. 24 Desember 2008: Para pejuang Palestina di Gaza menembakkan roket ke Israel. 27 Desember 2008: Israel melancarkan serangan udara ke Gaza untuk menjawab serangan roket dan mortir Hamas, menewaskan setidaknya 229 warga Palestina. 28 Desember 2008: Serangan udara Israel mengenai Universitas Islam dan membidik terowongan penyelundupan Jalur Gaza yang menghubungkan Gaza ke dunia luar. 29 Desember 2008: Israel membom Kementerian Dalam Negeri Palestina yang dikuasai Hamas dan mengumumkan wilayah-wilayah seputar Jalur Gaza sebagai zona militer tertutup. Saat yang sama para pejuang Palestina menembakkan roket-roketnya makin dalam ke wilayah utara Israel. 31 Desember 2008: Dewan Keamanan PBB menggelar sidang darurat dimana usul gencatan senjata Arab diabaikan tanpa pemungutan suara. 1 Januari 2009: Israel membunuh Nizar Rayyan, pemimpin garis keras Hamas, lewat serangan udara ke sebuah rumah di Jalur Gaza. 2 Januari 2009: Para pejabat Palestina mengatakan Mesir mulai mengadakan pembicaraan-pembicaraan lebih luas dengan Hamas untuk menghentikan pertumpahan darah. 3 Januari 2009: Israel melancarkan ofensif darat ke Jalur Gaza dengan mengirim tank-tank dan infantri untuk berperang dengan Hamas. 4 Januari 2009: Israel memotong Jalur Gaza dari sepanjang pagar pembatas sampai Laut Tengah. Tentara dan artileri berat Israel mengepung Kota Gaza. Israel menolak kemungkinan gencatan senjata dalam fase ofensif ini. 5 Januari 2009: Presiden Prancis Nicolas Sarkozy, dalam rangka misi damai, dan Presiden AS George W. Bush, mengimbau gencatan senjata. 6 Januari 2009: Israel menembak sebuah sekolah PBB dengan menewaskan 42 warga Palestina di kamp pengungsian Jabalya dimana warga sipil Palestina berlindung, tentara Israel berkilah tembakannya sebagai balasan atas tembakan mortir dari sekolah itu yang diarahkan ke mereka. Mesir, didukung Prancis dan negara-negara kuat Eropa lainnya, mengajukan gencatan senjata darurat dan pembicaraan dengan mengakomodasi tuntutan-tuntutan Israel. Sekitar 30 rudal menghantam Israel. 7 Januari 2009: Kekerasan berhenti setelah gencatan senjata tiga jam di Gaza. Israel menyatakan mereka melihat positif pembicaraan Kairo mengenai rencana gencatan senjata menyeluruh yang diajukan Presiden Mesir Hosni Mubarak dan Presiden Sarkozy. Duapuluh warga Palestina terbunuh.  Sedikitnya 15 roket Hamas menghantam wilayah selatan Israel namun tidak memakan korban. Israel melanjutkan pemboman ke wilayah sepanjang perbatasan selatan Gaza dengan Mesir di mana terowongan-terowongan telah digunakan untuk menyelundupkan barang dan senjata ke Gaza. 8 Januari 2009: Roket-roket ditembakkan dari Lebanon menghantan selatan Israel dan melukai dua orang.  Sepuluh roket ditembakkan dari Gaza menghantam selatan Israel tapi tidak menimbulkan korban. Jumlah warga Palestina tewas bertambah menjadi 666, demikian para pejabat kesehatan.  PBB mengatakan kebanyakan korban adalah warga sipil. Sebelas orang Israel tewas sampai 13 hari terakhir, delapan diantaranya tentara. Sarkozy mengungkapkan dia dan Kanselir Jerman Angela Merkel bersiap mengambil prakarsa bersama untuk membantu mempromosikan perdamaian.  (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009