Pada Sabtu (5/1) pagi, para pengurus dan kader PPP akan berziarah ke makam Mohammad Syafaat Mintaredja dan Haji Rusli Halil yang merupakan dua dari lima deklarator berdirinya PPP, serta Buya Ismail Hasan Metareum yang merupakan mantan Ketua Umum PPP (1989–1998) di Taman Pemakaman Umum (TPU) Tanah Kusir Jakarta Selatan.
Pada siangnya, ziarah akan dilanjutkan ke makam pendiri PPP lainnya, yakni KH Idham Chalid di Cisarua, Bogor, demikian siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.
Acara Harlah PPP juga akan diisi dengan istighatsah dan doa serta tasyakuran pada Minggu (6/1) malam di halaman Kantor DPP PPP, Jalan Diponegoro 60, Jakarta Pusat.
Acara tasyakuran ini akan didahului dengan khataman Al Quran yang dimulai sejak Minggu pagi hingga menjelang shalat Maghrib.
Kegiatan ziarah ke makam para tokoh PPP, istighatsah dan tasyakuran harlah ini juga dilakukan di seluruh DPC PPP se-Indonesia.
Wakil Ketua Umum PPP M Arwani Thomafi mengatakan usai 46 tahun merupakan usia yang cukup matang bagi PPP dalam mengarungi perpolitikan Tanah Air.
"Sebagai partai Islam yang didirikan para ulama, PPP akan tetap bersama-sama dan di dalam barisan para ulama untuk izzul Islam wal muslimin," kata Arwani.
PPP didirikan pada 5 Januari 1973 sebagai gabungan dari empat partai keagamaan, yaitu Partai Nahdlatul Ulama (NU), Partai Serikat Islam Indonesia (PSII), Persatuan Tarbiyah Islamiyah (Perti), dan Parmusi.
Para deklarator PPP adalah KH Idham Chalid, H Mohammad Syafaat Mintaredja, Haji Anwar Tjokroaminoto, Haji Rusli Halil, dan Haji Mayskur.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019