Jakarta (ANTARA News) - Departemen Kehutanan menyewa dua helikopter buatan Rusia senilai Rp26 miliar dari LG International Corp untuk memadamkan kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.
"Rencananya kita memang akan sewa empat helikopter, tapi sekarang baru dua milik LG. Heli akan dioperasikan di Pontianak, Kalimantan Barat, dan Pekanbaru, Riau," kata Menteri Kehutanan, MS Kaban, setelah menyaksikan serah terima antara Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan Dirjen PHKA Departemen Kehutanan dengan PT National Utility Helicopter (NUH), di Cibubur, Jakarta Timur, Senin.
Dia mengatakan, dua helikopter buatan tahun 1996 tersebut akan langsung beroperasi untuk memadamkan api di daerah Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, yang dalam dua hari terakhir jumlah titik api di dua tempat tersebut meningkat tajam.
"Dengan dua helikopter tersebut kita ingin buktikan kepada dunia Internasional bahwa Indonesia serius mengatasi kebakaran lahan dan hutan," ujar dia.
Dia juga mengatakan telah meminta Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dari Ditjen PHKA Dephut untuk segera menekan jumlah hot spot.
Menurut dia, pemantauan ketat akan dilakukan di delapan provinsi, yakni Riau, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
Kaban mengakui sulitnya memantau titik api di lahan gambut, karena itu bekerjasam dengan NOAA. Selain itu dia mengharapkan kerjasama dari TNI, POLRI, dan masyarakat.
MS Kaban mengatakan, kebakaran lahan sudah menjadi sesuatu yang rutin, dan sayangnya masyarakat tidak dapat membedakan antara lahan dengan hutan yang terbakar.
Padahal, dia mengatakan, kebakaran hutan terbanyak justru terjadi akibat "land clearing" yang dilakukan masyarakat. Dampak dari kegiatan tersebut tentunya sampai ke aspek ekonomi, penerbangan, politik.
"Karena itu Presiden minta agar hot spot dapat ditekan 50 persen," katanya.
Sementara itu, menurut Plt Dirjen PHKA, Hadi Pasaribu, helikopter KA 32A buatan Rusia tersebut mampu membawa 16 penumpang dengan kapasitas tampung air hingga 5.000 liter.
Rencananya dua heli ini akan digunakan untuk mengatasi kebakaran hutan serta untuk pengawasan kawasan yang terkena illegal logging, ujar dia.
Data Dephut memperlihatkan jumlah titik api 20 kali lebih banyak dari tahun 2005. Sementara itu, pada 2006 lalu 76 persen kebakaran terjadi diluar kawasan atau di ex HPH.
Dia mengatakan helikopter Kamov, KA 32A ini disewa dari LG International Corp, perusahaan asal Korea Selatan, selama 320 jam. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007