Jakarta (ANTARA News) - Dua perusahaan yakni Ponglarp Co Ltd dan Toepfer International memenangi tender pengadaan beras impor Bulog sebanyak 50 ribu ton.
Ketua Panitia Pengadaan Beras Perum Bulog, Murino Mudjono di Jakarta, Senin mengatakan, kedua perusahaan tersebut mengalahkan lima perusahaan lainnya yang mengikuti tender.
"Setelah proses tender ini maka akan segera dilakukan penandatanganan kontrak impor untuk direalisasikan," katanya usai penjelasan pemenang tender.
Dalam tender tersebut Ponglarp memenangi pengadaan beras impor lot A dan B masing-masing beras premium berkadar pecah lima persen sebanyak 10.000 ton dengan tujuan pelabuhan Tanjung Priok Jakarta.
Selain itu juga pengadaan beras premium dengan kadar pecah 10 persen melalui Pelabuhan Belawan Sumut sebanyak 10 ribu atau Lot D
Sementara itu Toepfer Internasional memenangi tender untuk pengadaan beras premium kadar pecah lima persen sebanyak 10 ribu ton untuk Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta atau Lot C.
Perusahaan itu juga memenangi tender untuk pengadaan beras impor jenis medium kadar patah 15 persen sebanyak 10 ribu ton melalui Belawan Sumut atau Lot E.
Mengenai harga yang ditawarkan perusahaan tersebut untuk lot A sebesar 351.88 dolar AS per ton atau total 3.518.800 dolar AS, Lot B senilai 355,88 dolar AS/ton (total 3.558.800 dolar AS).
Sementara itu Lot C ditawarkan 358,50 dolar AS/ton (total 3.588.000 dolar AS), Lot D 355,88 dolar AS/ton (total 3.558.800 dolar AS) dan Lot E senilai 355 dolar AS/ton (total 3.550.000 dolar AS).
Murino mengatakan, realisasi pengadaan beras impor tersebut dijadwalkan selama September hingga Oktober 2007.
"Beras ini untuk program stabilisasi harga (PSH) guna mengantisipasi kenaikan harga komoditas tersebut di pasar dalam negeri," katanya.
Menurut dia, untuk beras medium Pemerintah akan mempertahankan pada harga Rp4.750/kg sedangkan beras premium seharga Rp6.000/kg rata-rata nasional.
Dikatakannya, rencananya Bulog mengimpor sebanyak 70 ribu ton namun hanya 50 ribu yang akan direalisasikan sementara 20 ribu ton sisanya melihat kebutuhan di daerah.
Murino mengatakan, untuk menjaga kualitas yang masuk sesuai standar Bulog maka pihaknya telah menunjuk surveyor independen selain itu juga akan mengirim tim supervisi ke Thailand.
"Beras yang didatangkan harus benar-benar sesuai standar Bulog bukan standar Thailand yang bisa menyimpang hingga dua persen," katanya.
Menyinggung bea impor, dia mengatakan, beras yang didatangkan Bulog tetap dikenai sebesar Rp550/kg.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007