Sharman, seperti dilansir Channel News Asia, Jumat, mengatakan kecuali jika seseorang secara fisik tidak dapat menangis, tidak ada literatur yang menyebut frekuensi menangis terlalu banyak atau sedikit.
Menangis bisa membuat suasana hati membaik?
"Beberapa mengatakan menangis membuat mereka merasa lebih buruk daripada jika tidak menangis. Yang lain mungkin menangis karena mereka percaya itu membantu dan bersifat katarsis," kata Sharman.
Namun, jika seseorang merasa lebih banyak menangis daripada biasanya, mungkin sebaiknya mempertimbangkan mengapa hal ini terjadi dan jika perlu carilah bantuan orang lain.
Kemudian, mengenai frekuensi menangis antara wanita dan pria, studi menunjukkan, rata-rata, wanita dewasa cenderung menangis dua hingga tiga kali dalam satu bulan, sementara pria hanya sekali.
"Meskipun penelitian ini terbatas, namun menunjukkan frekuensi menangis sangat dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya, keyakinan kami tentang nilai menangis dan bagaimana itu dievaluasi," tutur Sharman.
Khususnya di negara-negara Barat, wanita dilaporkan lebih sering menangis daripada mereka yang berasal dari negara-negara non-Barat. Di negara-negara non-Barat perbedaan frekuensi menangis antara pria dan wanita lebih kecil dan bahkan tidak ada di beberapa lokasi.
Para ilmuwan telah lama berspekulasi mengapa manusia menangis dan apa yang terjadi di tubuh ketika melakukannya. Beberapa orang mengatakan menangis mungkin mengeluarkan bahan kimia yang terbentuk selama perasaan tertekan, atau menangis menyebabkan perubahan kimiawi dalam tubuh yang mengurangi stres atau meningkatkan perasaan positif.
"Tetapi kita sebenarnya tidak tahu banyak tentang tangisan dan sebagian besar studi di luar sana didasarkan pada laporan individu," ujar Sharman.
Baca juga: Suara mesin mobil bisa tenangkan bayi menangis
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019